Mohon tunggu...
Lidwina Arsika
Lidwina Arsika Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Diapedesis Terjadi di Leukosit Granula atau Leukosit Agranula?

25 November 2017   15:53 Diperbarui: 25 November 2017   16:18 5007
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya menulis ini untuk menjawab pertanyaan 'Menurutmu, yang dapat melakukan diapedesis adalah leukosit granula atau leukosit agranula atau keduanya?'. Sebelumnya, saya akan menjelaskan tentang leukosit. Sel darah putih disebut leukosit. Leukosit pada tubuh manusia sekitar 5.000-10.000 sel/ darah. Apabila terjadi infeksi (kerusakan jaringan) akan terjadi peningkatan jumlah total leukosit. Leukosit lebih banyak beraktivitas di dalam jaringan. 

Fungsi leukosit adalah melindungi tubuh terhadap benda asing, virus, dan bakteri. Leukosit memiliki 4 sifat yaitu diapedesis, bergerak emeboid, kemotaksis, dan fagositosis. Kali ini saya akan lebih membahas tentang diapedesis. Diapedesis memiliki arti bahwa leukosit mampu keluar menembus pori-pori membran kapiler menuju ke jaringan. Berdasarkan ada tidaknya granula di dalam sitoplasma, leukosit dibedakan menjadi granula dan agranula.

  • Granula.
  • Jenis granula ada 3, yaitu:
  • Neutrofil, memiliki granula kecil berwarna merah muda, dan memiliki nukleus dengan 3-5 lobus yang dihubungkan oleh benang kromatin tipis. Neutrofil berfungsi sebagai fagosit aktif yang menyerang dan menghancurkan bakteri, virus, dan yang lainnya.
  • Eosinofil, memiliki granula kasar dan besar berwarna jingga kemerahan, dan memiliki nukelus dengan 2 lobus.. Eosinofil berfungsi sebagai fagosit lemah dan berperan dalam pembuangan racun penyebab radang yang ada pada jaringan yang cedera.
  • Basofil, memiliki granula besar, tidak beraturan, berwarna hitam keunguan, , dan memiliki nukelus dengan bentuk seperti huruf S. Basofil berfungsi sebagai penghasil histamin dan heparin.
  • Agranula
  • Jenis agranula ada 2, yaitu :
  • Limfosit, dihasilkan di limfa dan tulang. Limfosit memiliki nukleus dengan 1 lobus dan tidak memiliki butiran dalam sel. Limfosit berfungsi dalam reaksi imunologis. Limfosit ddibagi menjadi 2 yaitu B dan T.
  • Monosit, dihasilkan di sumsum tulang. Monosit memiliki nukleus dengan 1 lobus. Monosit berfungsi sebagai fagosit aktif.

Sekarang saatnya saya akan menjawab pertanyaan 'Menurutmu, yang dapat melakukan diapedesis adalah leukosit granula atau leukosit agranula atau keduanya?' Menurut saya leukosit granula dan leukosit agranula keduanya dapat melakukan diapedesis karena diapedesis merupakan salah satu sifat yang dimiliki oleh leukosit. Setiap manusia memiliki pembuluh darah yang dilapisi dengan endotelium yang memiliki fungsi melindungi dari perpindahan sel darah yang terjadi di luar sel. Ketika terjadi luka, endotelium dapat ditembus oleh sel darah putih (leukosit). Setelah ditembus oleh sel darah putih, sel darah putih tersebut menuju ke jaringan dan memperbaiki jaringan yang rusak. Sel darah putih yang menembus endotelium dan menuju ke jaringan yang rusak ini merupakan sifat dari leukosit yaitu diapedesis.

Monosit akan melakukan diapedesis karena monosit harus menjadi makrofag dan menjadi fagosit aktif untuk melawan antigen. Pada saat terjadi diapedesis, yang akan menembus endotelium adalah monosit karena monosit merupakan jenis leukosit yang paling besar dan itu artinya monosit memiliki sitoplasma yang banyak di dalam sel. Setelah monosit menembus lapisan endotelium, monosit akan menjadi satu (bergabung) menjadi cairan interstisial yang mengelilingi jaringan tubuh dan pembuluh darah. Cairan interstisial merupakan cairan yang terdapat pada celah antarsel atau disebut pula dengan cairan jaringan. 

Cairan insterstisial memiliki fungsi sebagai pelumas agar tidak terjadi gesekan pada saat dua jaringan tersebut bergerak. Diapedesis yang dilakukan oleh monosit akan terjadi apabila pada tubuh manusia terjadi infeksi yang diberikan oleh antigen. Pembuluh darah yang ditembus oleh monosit akan memberikan jalan untuk monosit melakukan diapedesis sehingga monosit dapat menjadi makrofag. Makrofag adalah sel darah putih besar yang merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh kita. Makrofag memiliki kemampuan untuk memakan partikel seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit. 

Makrofag memiliki sel yang di dalamnya terdapat nukleus dan sitoplasma yang banyak maka dari itu makrofag dapat memperoleh energi yang dapat dimanfaatkan untuk bertahan hidup sehingga usia makrofag cukup panjang (lama). Monosit adalah leukosit kedua yang akan melawan antigen ketika terjadi luka maupun ketika tubuh diserang oleh virus dan bakteri. Leukosit yang pertama kali melawan antigen ketika terjadi luka atau infeksi oleh virus atau bakteri.

Diapedesis dimulai oleh limfosit T. Limfosit T melakukan diapedesis untuk masuk ke kelenjar timus. Kelenjar timus terletak di atas jantung. Kelenjar timus akan mereduksi/hilang pada saat dewasa, jika kelenjar timus tidak direduksi (fagosit) lama kelamaan akan menjadi kanker. Kelenjar timus merupakan tempat pematangan limfosit T yang dibutuhkan untuk menghancurkan sel terinfeksi/kanker.

Kemudian limfosit T akan melakukan diapedesis lagi agar dapat masuk ke kelenjar getah bening dengan tujuan untuk diaktivasi agar dapat membunuh macam-macam antigen. Kelenjar getah bening merupakan kelenjar yang berasal dari plasma darah yang mengalir ke venula (sebagian ke vena utama, sisanya mengalir ke sistem limfotik menjadi getah bening). Aliran kelenjar getah hanya satu arah yaitu dari atas ke leher dan terhubung oleh 2 vena subklavia dan kembali memasuki sistem peredaran darah. Limfosit T melakukan diapedesis melalui 4 langkah, yaitu :

  • Untuk mengawali kontak dengan endotelium limfosit mengalir disertai dengan mengikat dan melepas secara berulang antara selektin dan ligan. Pada saat limfosit mengalir, kemokin pada sel endotelium berinteraksi dengan reseptor kemokin yang ada pada permukaan limfosit.
  • Memberikan sinyal interaksi antara kemokin dan reseptornya untuk mengaktifkan molekul adhesi integrin.
  • Terhentinya limfosit dan adhesi yang kuat akibat dari integrin teraktivasi dengan menunjukkan kekuatan pengikatan afinitas yang tinggi berinteraksi dengan molekul adhesi sel pada dinding vaskular.
  • Limfosit T melakukan perpindahan melalui persimpangan atar sel endotel yang jaraknya berdekatan atau melalui saluran transseluler dengan melalui sel endotel tunggal untuk menemukan posisi yang tepat pada saat melewati sel endotelium.

Leukosit agranuler yang memiliki fungsi untuk menghasilkan antibodi disebut limfosit B. Limfosit B akan melakukan diapedesis menuju ke jaringan yang telah diserang oleh antigen setelah limfosit T tipe memori mengingat dan mengantarkan pesan kepada limfosit B mengenai jenis antigen yang ada pada jaringan tersebut. Kejadian tadi memiliki tujuan agar limfosit B dapat menghasilkan antibodi yang baik untuk membunuh antigen.

Pada saat limfosit B telah tiba di jaringan yang diinfeksi oleh antigen, limfosit B tersebut akan melepaskan antibodi yang sebelumnya telah diproduksi. Pada saat antibodi yang dilepaskan oleh limfosit B belum mencukupi untuk melawan atigen, maka limfosit T tipe killer akan melakukan diapedesis dengan tujuan untuk membantu limfosit B melawan antigen yang ada pada jaringan tersebut. 

Selain limfosit T tipe killer, diapedesis dilakukan pula oleh limfosit T tipe suppressor atau limfosit T penekan. Tujuan dari limfosit T tipe suppressos ikut melakukan diapedesis untuk membantu kerja limfosit T natural killer agar tidak berlebihan dalam kerjanya karena akan berakibat pada penyerangan antibodi yang telah dibuat oleh limfosit B. Apabila akibat ini terjadi, maka akan sangat berbahaya karena dapat melemahkan kondisi tubuh orang yang terserang. Oleh karena itu, limfosit T tipe suppressor melakukan diapedesis untuk menekan kerja dari limfosit T tipe natural killer agar tidak bekerja secara berlebihan.

Jika dilihat dari fungsinya, neutrofil memiliki peran sebagai fagosit aktif. Ketika tubuh merasakan ada antigen yang masuk, neutrofl akan menembus dinding kapiler dengan gerakan yang sangat cepat dengan cara diapedesis dan langsung bekerja dengan melakukan fagosit terhadap sel patogen. Diapedesis yang dilakukan oleh PMN (Polymorphonuclear Neutrophils) terjadi di sel endotel selapis yang merupakan daerah paling lemah di antara permukaan sel. Lalu akan ditemukan pertemuan intraseluler yang merupakan tempat yang memiliki struktur tidak seimbang karena secara terus menerus dipasang dan dibongkar kembalidengan tujuan agar daerah tersebut dapat lebih mudah dijangkau oleh pseudopodia untuk mengirimkan atau meneruskan neutrofil. Atau dapat diartikan bahwa PMN sebagai jalur awal dari pertahanan tubuh dalam melawan infeksi dan PMN dengan cepat akan menuju ke daerah yang sudah terinfeksi. Sebagian besar dari antigen berada di permukaan mukosa yang artinya PMN harus lepas atau keluar dari sistem sirkulasi darah dan menembus dinding endotelium untuk membunuh antigen maka dari itu PMN harus melakukan diapedesis.

Dilihatdari fungsinya, basofil berperan untuk menghasilkan histamin dan heparin. Histamin adalah bahan kimia yang tersimpan di dalam tubuh kita dan dihasilkan oleh sel-sel yang disebut sebagai sel mast. Histamin berfungsi sebagai bagian penting dari respon kekebalan tubuh kita untuk membantu tubuh dalam mengatasi iritasi yang disebabkan oleh alergen. Basofil akan berpindah tempat menuju ke jaringan (diapedesis) sebagai respon basofil terhadap antigen. Pada saat basofil tiba di jaringan yang telah terserang oleh antigen, basofil lalu akan melepaskan histamin maka akan berakibat reaksi alergi pada penderita. 

Histamin akan melebarkan pembuluh darah sehingga tubuh penderita akan merasakan gatal. Kejadian ini merupakan reaksi yang umum terjadi ketika di dalam tubuh manusia sedang terjadi pertempuran antara leukosit dan antigen.Reaksi dari alergi ini akan menyebabkan penderita menyadari bahwa tubuhnya sedang terserang antigem maka dari itu penderita bisa merawat tubuhnya agar tidak terjadi serangan dari antigen yang lebih kuat. Heparin merupakan bahan kimia yang dihasilkan oleh tubuh untuk mencegah terjadinya penggumpalan darah. 

Pada saat terjadi luka, antigen akan otomatis masuk ke dalam tubuh. Pada saat antigen masuk ke dalam tubuh, maka trombosit akan pecah karena bersentuhan dengan permukaan luka yang kasar dan akan menghasilkan trombokinase. Setelah itu tombokinase bersama dengan ion dan vitamin K akan mengganti protombin dengan trombin. Kemudian, trombin akan mengganti fibrinogen menjadi fibrin untuk menghalangi jalan keluar dari sel-sel darah maka dari itu akan terjadi pembekuan darah. 

Pada waktu proses pembekuan darah, basofil akan melakukan diapedesis ke jaringan lain yang tidak mengalami infeksi untuk melepaskan heparin. Tujuan dari melepaskan heparin adalah agar darah hanya membeku pada daerah yang mengalami luka dan tidak menyebar di seluruh tubuh. Atau dapat diartikan bahwa heparin akan membantu menghambat dalam proses pembekuan darah oleh trombosit di daerah yang tidak terserang infeksi.

Eosinofil merupakan jenis leukosit granuler yang berfungsi sebagai fagosit lemah dan memiliki peran dalam penghilangan racun yang dapat menyebabkan radang pada jaringan yang cedera. Eosinofil akan memakan sisa-sisa dari hasil perang atau antigen yang telah mati, hal ini disebut dengan fagosit lemah. Eosinofil akan menembus endotelium dan menuju ke jaringan yang memiliki antigen yang telah mati hasil perang dari perlawanan leukosit yang memiliki jenis lain. 

Maka dari itu, dapat diartikan bahwa eosinofil akan melakukan diapedesis jika perang perlawanan antigen telah selesai dan untuk menghilangkan racun yang ada pada jaringan. Racun yang ada pada jaringan dapat berupa bahan kimia yang apabila dibiarkan akan mengakibatkan kerusakan pada jaringan. Eosinofil akan melakukan diapedesis pada jaringan yang memiliki racun dan membersihkannya sebelum racun ini menghancurkan jaringan tubuh manusia secara perlahan-lahan. Racun yang telah dibersihkan oleh eosinofil akan terbuang bersama urine.

Maka dari itu, dapat diperoleh kesimpulan dari tulisan diatas yaitu leukosit agranula dan granula keduanya dapat melakukan diapedesis untuk menjaga agar tubuh manusia terlindungi dari infeksi dan penggumpalan darah.

Demikian penjelasan dan pendapat yang dapat saya sampaikan pada tulisan mengenai 'diapedesis dapat dilakukan oleh leukosit granula dan leukosit agranula'. Apabila terjadi salah kata mohon dimaafkan. Semoga dapat bermanfaat. Terima kasih telah membaca.

Sumber : 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun