Mohon tunggu...
arsi juwandy
arsi juwandy Mohon Tunggu... Guru - Lahir dan besar di Ruteng

Penggemar berat Sheila On 7

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Enam Plus Satu Hal Yang Paling Diingat Tentang STKIP Ruteng

2 Maret 2020   08:34 Diperbarui: 3 Maret 2020   06:54 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: arsijuwandy.blogspot.com

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga manusia pun wajib mengenyam pendidikan baik yang bersifat formal, informal dan non formal.

Pendidikan yang baik pun akan menghasilkan manusia yang berkompeten dan dalam pendidikan kita pun harus menempuh jalur yang begitu panjang.

Mulai dari TK (walaupun dulu saya juga tidak mengenyam pendidikan di TK), Sekolah Dasar selama 6 tahun, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.

Begitu pentingnya pendidikan sehingga pemerintah maupun pihak swasta mendirikan berbagai lembaga pendidikan di setiap daerah. Saya yang berdomisili di Kota Seribu Gereja pun merasa sangat senang dengan lembaga pendidikan yang semaki banyak setiap tahunnya.

Salah satu lembaga pendidikan yang ada di Ruteng adalah Perguruan Tinggi STKIP Santu Paulus (Sekarang Universitas Katolik Santu Paulus Ruteng). Lembaga pendidikan yang terletak di jantung kota Ruteng ini mengasilkan tenaga pengajar yang handal di daerah Manggarai maupun di luar Manggarai.

Tulisan ini pada dasarnya merupakan tulisan lepas yang saya dedikasikan untuk lembaga tercinta STKIP Santu Paulus Ruteng sebagai bentuk terima kasih saya karena telah mendidik saya. Hal ini di dasari pada ketertarikan saya dan kerinduan saya pada lembaga tercinta ini.

Pernahkan Anda berpikir bahwa di lembaga pendidikan STKIP Santu Paulus Ruteng memiliki icon yang sangat unik dan selalu diingat oleh masyarakat manggarai bahkan indonesia?

Pertanyaan ini ang mendasari saya menulis tentang STKIP dan sebagai pengingat bahwa sebelum mengubah nama dan status menjadi Universitas Katolik Santu paulus Ruteng, pernah ada nama Sekolah Tinggi Santu Paulus Ruteng.

Melanjutkan perbincangan icon di lembaga tercinta STKIP Santu Paulus Ruteng, izinkan saya untuk mengulas beberapa hal  yang paling diingat tentang STKIP Santu paulus Ruteng menurut saya dan beberapa masukan dari teman-teman.

Meski data ini tidak berdasarkan kaidah  penelitian (pendahuluan, rumusan masalah, dan manfaat) serta validitas data yang benar,  tetapi hal ini terlihat dari terminal cinta yang kita sering gunakan facebook (tempat remaja zaman sekarang  jatuh cinta, pacaran, dan putus) anak STKIP Santu Paulus Ruteng yang masih menjadikan Lapangan Sepak Bola dan kapela sebagai tempat terbaik untuk mengganti Foto profil, foto sampul, dan walpaper laptop.

Neho rampon, tulisan ini pada dasarnya hanya mengulas tentang beberapa icon yang paling dingat tentang STKIP Santu Paulus Ruteng.
Bukan tentang bagaimana berbagi tips agar menghasilkan padi yang melimpah atau bagaimana agar telihat cool di mata idaman atau pacaran romantis tanpa keluar modal ( ajak saja pasanganmu bermain ludo).

Nah, inilah 6 hal yang paling diingat tentang lembaga tercinta STKIP Santu Paulus Ruteng. Tanpa mengurangi rasa hormat saya pada Senat mahasiswa STKIP Santu Paulus, saya merangkumnya menjadi sebuah goresan kecil dari kumpulannya yang terbuang  dan menjadikannya sebuah surat tapi bukan untuk Starla karena sudah ada surat bahasan untuknya mungkin ini bisa dijadikan bahan untuk surat edar saja karana takan habis puisiku tuk menceritakan cinta ini. #unc unc

Mari kita simak 6 hal yang paling diingat tentang lembaga pendidikan STKIP Santu Paulus Ruteng.

SATU, Alm Pater Yan van Roosmalen

foto: floresa.co
foto: floresa.co
Kalau anda mendengar kata STKIP Santu Paulus Ruteng maka salah satu hal yang paling diingat adalah nama dari sang guru, almarhum Pater Yan van Roosmalen. Nama ini mungkin yang menjadi daftar tertinggi jika berbicara tentang lembaga pendidikan ini. Beliau yang merupakan pendiri lembaga pendidikan Santu Paulus.

Meskipun Pater Roosmalen sudah berdiam dalam rahim keabadian, namun semangatnya akan selalu hidup dalam setiap pengabdian anak-anak didiknya. Kecintaanya terhadap pendidikan telah melahirkan kecintaan yang sama.Pendidikan menjadi locus yang layak untuk dicintai.  Dalam dunia pendidikan, jutaan nilai berserakan.

Tinggal bagaimana kita mengambilnya untuk khasanah hidup kita. Dan, Pater Roosmalen telah mendidik generasi muda Manggarai untuk setia memetik nilai-nilai yang sangat berguna, baik masa sekarang maupun pada masa yang akan datang.

Tentu, bagi orang yang sudah mengenal Pater Roosmalen akan langsung memberikan apresiasi terkait dengan pengabdian totalnya.

Seorang toko pendidika Manggarai yang sangat menginsipirasi seluruh masyarakat Manggarai.

DUA, Sang Maestro (Alm Pater Piet Pedo Neo)

foto: arsijuwandy.blogspot.com
foto: arsijuwandy.blogspot.com
Kalau Anda mendengar kata STKIP Santu Paulus Ruteng maka salah satu hal yang paling diingat adalah nama dari sang Maestro almarhum Pater Piet Pedo Neo.

Nama ini mungkin akan selalu diingat oleh para mahasiswa dan alumni lembaga pendidikan Santu Paulus Ruteng.
Sebuah kehilangan besar bagi kami semua ketika sang guru dipanggil kembali oleh sang Mahakuasa hari  Selasa  malam tanggal 10 Jaruari 2017  di RSUD Ruteng,

Di kampus STKIP Santu Paulus Ruteng Pater Pit dikenal sebagai Seorang Maestro. Ia benar-benar menguasai bidang ilmu musiknya. Selain karena bakatnya yang luar biasa, juga karena hasil belajar pribadinya yang sangat tekun. Ia juga belajar secara profesional.

Mahasiswa ditempanya menjadi dirigen, pemain musik, dan penyanyi lagu gereja yang handal. Hasilnya, koor STKIP Ruteng menjadi sangat terkenal. Banyak tamu dari luar Manggarai memberi kesan dan pujian, banyak mahasiswa mendapat tawaran kerja juga karena kehandalan mereka menjadi dirigen dan pemain musik gereja, sesuatu yang sangat dibutuhkan di sekolah dan paroki-paroki.

Pater Piet bukan milik tunggal STKIP St. Paulus. Ruang karya tak seluas halaman kampus. Ia juga diberi tugas mendampingi pembinaan para novis di Kuwu. Ia pun setia mendampingi koor-koor paroki. Kelahiran dan kemajuan aneka kelompok koor di Ruteng sejak tahun 1990-an tak lepas dari keberadaannya.

Menariknya ia tidak hanya fokus pada indahnya lagu tetapi juga pada pembentukan karakter mahasiswa. Ia menjadi sahabat, menasihati, mendampingi dan setia mendengarkan keluh kesah. Ia kerap membeli jajanan, hiburan, dan menjawab setiap keluh kesah mahasiswa. Pater Piet adalah nada. Seluruh diri dan nafasnya adalah musik. Hidupnya adalah lagu yang ia persembahkan bagi kemuliaan Tuhan dan sesama.

TIGA, Kapela yang berada di tengah kampus

matakota.id
matakota.id
Jika Anda memasuki kawasan STKIP Santu Paulus Ruteng, maka hal pertama yang Anda lihat adalah Kapela. Ya, STKIP Santu Paulus Ruteng yang merupakan salah satu kampus Katolik di Manggarai memiliki sebuah Kapela yang berdiri kokoh di tengah kampus.

Kapela ini disiapkan untuk perayaan ekaristi bagi mahasiwa/i dan juga dosen/ pegawai dan tak jarang juga warga di sekitar yang beribadat di sana.

Walaupun dalam beberapa kesempatan kapela ini  menjadi salah satu objek wisata bagi mahasiwa sendiri. Hal ini dibuktikan dengan riset yang saya temukan di facebook, hampir 99% mahasiswa dan mahasiswi STKIP Santu Paulus Ruteng memiliki foto dan di muat di Facebook berlatar belakang Kapela STKIP Santu Paulus Ruteng.

Bahkan tak jarang juga mahasiswa/i yang berpacaran di depan kapela. Mungkin alasannya agar hubungan lebih awet dan lebih mendekatkan diri pada Tuhan.

EMPAT, Asistensi

Not lari, naik satu ketukan, keras lebut lagu, tenor, sopran, alto, bass dan musik itu adalah makanan sehari-hari mahasiswa/i STKIP Santu paulus Ruteng.

Ya, salah satu ritual yang sering dilakukan mahasiswa di lembaga tercinta ini adalah pengabdian kepada masyarakat atau asistensi selama perayaan Natal atau Paskah. Mereka akan menanggung koor perayaan Natal atau Paskah di setiap paroki atau stasi di Manggarai.

Hal ini sering dilakukan pada bulan Desember dan bulan Maret. Jika Anda berjalan di di depan STKIP Santu Paulus Ruteng pada malam hari di bulan Desember atau Maret maka Anda akan mendengar suara- suara merdu dari para mahasiswa.

Walaupun tak jarang juga ada mahasiswa yang masih menggunakan tangan untuk menghitung not termasuk saya atau teknik lipsing pada saat bernyanyi.  Halo bro, untukteknik ini maaf saya harus bilang, kami sudah senior.

LIMA,Kompas-nya ase kae (saudara/i) dari kampung

Lembaga pendidikan STKIP Santu Paulus Ruteng yang merupakan salah satu tempat lahirnya calon guru profesional terletak di tempat yang cukup strategis di kota Ruteng.

Hal ini menjadikan kampus ini sebagai titik awal bagi penyedia jasa seperti  ojek  dan bemo untuk mengantar penumpang di luar kota Ruteng. Hal ini dibuktikan ketika saya masih menunggu keluarga di salah satu terminal dan kebetulan seorang bapak tua datang dari kampung dan hendak ke Rangkat.

Namanya juga kota pastilah besar apalagi kita tahu kota Ruteng memiliki banyak anak kampung di dalamnya, maka kalimat yang keluar dari sang bapak tua agar tidak nyasar adalah one stikip awon nana, cai awo tong ga ngger eta, terus hitu. Atau hal yang sering membuktikan STKIP sebagai salah satu Kompas Kota Ruteng adalah ketika terjadi transaksi pengiriman uang dari kampung untuk mahasiwa dan dilakukan di depan gerbang kampus.

Alasannya sederhana karena sopir tidak tahu di mana itu Tenda, Nekang, Rangkat atau Taga padahal kampung itu merupakan kampung yang menjadi asalmuasal Reba Kota seperti lirik tanta Rini Wolos, Reba Kota, yang telah mengandung dan melahirkan kriteria Reba Kota yang sesungguhnya, Nekang, Tenda, Pitak, Karot, Leda, Pau, Waso, Rowang, La'o, dan Lempe merupakan tempat lahirnya Reba Kota. Apakah Anda termasuk?

ENAM,Kampus Hijau

Ketika kedua mata kaki Anda menginjak STKIP Santu Paulus Ruteng pasti akan merasakan udara yang segar dan sejuk.

Ya, lembaga kami ini memang terkenal akan kampus yang hijau karena memiliki kebun Mahoni yang sangat luas.

Hampir di setiap sudut kampus terdapat tumbuhan hijau yang besar dan karena hal ini lembaga kami STKIP Santu Paulus Ruteng medapat penghargaan sebagai kampus hijau. Namun penghargaan sering kali tidak dihargai oleh mahasiswa yang yang sering membuang sampah sembarangan.

Kadang saya juga bingun, kampus sudah bagus-bagus begini meraka tidak mau jaga, buang lagi sampah disembarang tempat. Padahal di setiap mereka punya Facebook pasti ada foto yang backgroundnya pohon mahoni.

Itulah hal-hal yang selalu diingat dari STKIP versi saya dan berdasarkan penelitan saya. jika ada yang merasa tersinggung tolong dimaafkan karena saya hanya ingin mengabdi dan sangat mencintai lembaga pendidikan STKIP Santu Paulus Ruteng dan dia pun mencintai saya (tidak pertepuk sebela tangan).

Catatan:
Beberapa informasi untuk tulisan ini saya ambil dari website kampus dan dari situs ranalino.id.informasi tersebut terkait biografi dari alm. Pater Yan van Roosmalen dan alm Pater Piet Pedo Neo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun