Mohon tunggu...
arsi juwandy
arsi juwandy Mohon Tunggu... Guru - Lahir dan besar di Ruteng

Penggemar berat Sheila On 7

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Enam Plus Satu Hal Yang Paling Diingat Tentang STKIP Ruteng

2 Maret 2020   08:34 Diperbarui: 3 Maret 2020   06:54 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Walaupun tak jarang juga ada mahasiswa yang masih menggunakan tangan untuk menghitung not termasuk saya atau teknik lipsing pada saat bernyanyi.  Halo bro, untukteknik ini maaf saya harus bilang, kami sudah senior.

LIMA,Kompas-nya ase kae (saudara/i) dari kampung

Lembaga pendidikan STKIP Santu Paulus Ruteng yang merupakan salah satu tempat lahirnya calon guru profesional terletak di tempat yang cukup strategis di kota Ruteng.

Hal ini menjadikan kampus ini sebagai titik awal bagi penyedia jasa seperti  ojek  dan bemo untuk mengantar penumpang di luar kota Ruteng. Hal ini dibuktikan ketika saya masih menunggu keluarga di salah satu terminal dan kebetulan seorang bapak tua datang dari kampung dan hendak ke Rangkat.

Namanya juga kota pastilah besar apalagi kita tahu kota Ruteng memiliki banyak anak kampung di dalamnya, maka kalimat yang keluar dari sang bapak tua agar tidak nyasar adalah one stikip awon nana, cai awo tong ga ngger eta, terus hitu. Atau hal yang sering membuktikan STKIP sebagai salah satu Kompas Kota Ruteng adalah ketika terjadi transaksi pengiriman uang dari kampung untuk mahasiwa dan dilakukan di depan gerbang kampus.

Alasannya sederhana karena sopir tidak tahu di mana itu Tenda, Nekang, Rangkat atau Taga padahal kampung itu merupakan kampung yang menjadi asalmuasal Reba Kota seperti lirik tanta Rini Wolos, Reba Kota, yang telah mengandung dan melahirkan kriteria Reba Kota yang sesungguhnya, Nekang, Tenda, Pitak, Karot, Leda, Pau, Waso, Rowang, La'o, dan Lempe merupakan tempat lahirnya Reba Kota. Apakah Anda termasuk?

ENAM,Kampus Hijau

Ketika kedua mata kaki Anda menginjak STKIP Santu Paulus Ruteng pasti akan merasakan udara yang segar dan sejuk.

Ya, lembaga kami ini memang terkenal akan kampus yang hijau karena memiliki kebun Mahoni yang sangat luas.

Hampir di setiap sudut kampus terdapat tumbuhan hijau yang besar dan karena hal ini lembaga kami STKIP Santu Paulus Ruteng medapat penghargaan sebagai kampus hijau. Namun penghargaan sering kali tidak dihargai oleh mahasiswa yang yang sering membuang sampah sembarangan.

Kadang saya juga bingun, kampus sudah bagus-bagus begini meraka tidak mau jaga, buang lagi sampah disembarang tempat. Padahal di setiap mereka punya Facebook pasti ada foto yang backgroundnya pohon mahoni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun