Mahasiswa ditempanya menjadi dirigen, pemain musik, dan penyanyi lagu gereja yang handal. Hasilnya, koor STKIP Ruteng menjadi sangat terkenal. Banyak tamu dari luar Manggarai memberi kesan dan pujian, banyak mahasiswa mendapat tawaran kerja juga karena kehandalan mereka menjadi dirigen dan pemain musik gereja, sesuatu yang sangat dibutuhkan di sekolah dan paroki-paroki.
Pater Piet bukan milik tunggal STKIP St. Paulus. Ruang karya tak seluas halaman kampus. Ia juga diberi tugas mendampingi pembinaan para novis di Kuwu. Ia pun setia mendampingi koor-koor paroki. Kelahiran dan kemajuan aneka kelompok koor di Ruteng sejak tahun 1990-an tak lepas dari keberadaannya.
Menariknya ia tidak hanya fokus pada indahnya lagu tetapi juga pada pembentukan karakter mahasiswa. Ia menjadi sahabat, menasihati, mendampingi dan setia mendengarkan keluh kesah. Ia kerap membeli jajanan, hiburan, dan menjawab setiap keluh kesah mahasiswa. Pater Piet adalah nada. Seluruh diri dan nafasnya adalah musik. Hidupnya adalah lagu yang ia persembahkan bagi kemuliaan Tuhan dan sesama.
TIGA, Kapela yang berada di tengah kampus
Kapela ini disiapkan untuk perayaan ekaristi bagi mahasiwa/i dan juga dosen/ pegawai dan tak jarang juga warga di sekitar yang beribadat di sana.
Walaupun dalam beberapa kesempatan kapela ini  menjadi salah satu objek wisata bagi mahasiwa sendiri. Hal ini dibuktikan dengan riset yang saya temukan di facebook, hampir 99% mahasiswa dan mahasiswi STKIP Santu Paulus Ruteng memiliki foto dan di muat di Facebook berlatar belakang Kapela STKIP Santu Paulus Ruteng.
Bahkan tak jarang juga mahasiswa/i yang berpacaran di depan kapela. Mungkin alasannya agar hubungan lebih awet dan lebih mendekatkan diri pada Tuhan.
EMPAT, Asistensi
Not lari, naik satu ketukan, keras lebut lagu, tenor, sopran, alto, bass dan musik itu adalah makanan sehari-hari mahasiswa/i STKIP Santu paulus Ruteng.
Ya, salah satu ritual yang sering dilakukan mahasiswa di lembaga tercinta ini adalah pengabdian kepada masyarakat atau asistensi selama perayaan Natal atau Paskah. Mereka akan menanggung koor perayaan Natal atau Paskah di setiap paroki atau stasi di Manggarai.
Hal ini sering dilakukan pada bulan Desember dan bulan Maret. Jika Anda berjalan di di depan STKIP Santu Paulus Ruteng pada malam hari di bulan Desember atau Maret maka Anda akan mendengar suara- suara merdu dari para mahasiswa.