Terlalu sering sudah mantan dan Band Naff mengalahkan kita dengan cara yang menyakitkan. Terlalu sering kalah bahkan sampai harus menyerah ketika diserang oleh mantan.
Jika kita ibarat Superman maka mantan dan "Terendap Laraku" milik Naff adalah batu Kryptonite. Superman yang kuat dan gagah berani yang bahkan bisa cabut pohon beringin seketika loyo saat dikalungi Kryptonite. Naff adalah kegagalan universal dan kekuatan yang sesungguhnya dari mantan. Bukti nyata kedigdayaan mantan terhadap kita.
Ketika mendengar lagu Naff, salah satu hal yang mesti dihindari adalah jangan pernah menciptkan adegan di dalam pikiran kita dari lagu itu. Naff memang menjadi salah satu band yang paling mansyur di tanah air. Lagu-lagu yang begitu indah dengan lirik-lirik yang memang mewakili setiap insan. Mesti diingat bahwa dia merupakan salah satu band yang kelahiran tahun 90-an dan masih bertahan hingga sekarang.
Kecintaan saya terhadap Naff muncul karena alasan yang memang sangat lucu. Naff adalah orang-orang yang mewakili kaum yang tersakiti dan semua orang yang patah hati. Seperti tumbuhan, Naff adalah benih pertama yang menunjukan jalan betapa perkasanya sosok seorang mantan.
Apakah saya termasuk orang yang mencintai Naff? Yang jelas saya salah satu pendengar setia lagu Naff.
Naff telah menunjukan cara mencintai dan ditinggalkan secara hakiki. Mendefinisikan mantan sebagai orang yang layak dihormati.
"Terendap Laraku" Naff adalah Batu Kryptonite
Berdasarkan pengalaman, saran saya. Jika sahabat Anda sedang galau atau baru saja putus dengan pacar jangan pernah memutar lagu Naff dengan Judul Terendap Laraku. Naff akan sangat serius membuat siapa saja untuk kembali kalah di hadapan mantan. Salah satu sahabat saya adalah contoh nyata dari kecerobahan saat mendengar lagu Naff. Saat itu sahabat saya baru saja mendapatkan pacar.Â
Setelah lama vakum dari dunia percintaan akhirnya dia membuka diri dengan dunia romansa. Dia terlihat bahagia ketika memiliki pacaran. Di beberapa kesempatan dia bahkan meninggalkan kami di kantin dan pergi menemui pacarnya. Namun kebagiaan itu ternyata semu. Semuanya hilang ketika dia mencoba mendengarkan lagu Naff berjudul Terendap Laraku.
Alih-alih sudah bahagia dan melupakan masa lalu, sahabat saya justru kembali mengingat mantan pacarnya setelah setelah mendengar lagu Naff.
"Sebenarnya dia baik, hanya memang saya kurang tajir saja" kalimat yang tiba-tiba saja muncul setelah penggalan lirik Lihatlah aku disini, Melawan getirnya takdirku sendiri, Tanpamu aku lemah dan tiada berarti lagi.
Saat mengucapkan kalimat itu, raut wajahnya pucat dan matanya berat. Dia telah kembali dan menciptakan reka ulang kenangan-kenangan yang pernah dilalui bersama mantannya. Sebuah serangan yang mematikan.Â
Naff telah menunjukan cara elegan bagaimana mantan dengan mudah mengalahkan kita yaitu perasaan kita yang terwakili dalam lagu. Perlu dicatat bahwa perasaan kita tentang mantan dan segala kenangan indah bersama mereka adalah petaka bagi kita untuk move on.
Hal inilah yang menjadi alasan lagu-lagu band Naff sangat digemari remaja. Peristiwa yang di "sekitar kita" mereka ubah menjadi sebuah karya yang indah. Ditambah dengan personil yang memang mahir dalam bermusik membuat kita seakan-akan bahwa lagu yang Naff memang khusus diciptakan untuk saya atau kita.
Petikan gitar yang seolah-olah menggambarkan bagaimana tersiksanya ditinggalkan  dilengkapi dengan kata-kata yang memang menunjukan bahwa kita lemah dihadapan mantan.
Alhasil dengan cara yang sederhana inilah Naff menunjukan kepada kita bahwa melupakan adalah pekerjaan yang mustahil. Naff Telah menjadi batu Kriptonite bagi kita. Jika kita tak berdamai dengan masa lalu maka Naff tetap menjadi momok yang menakutkan dan mantan tetap tersenyum sambil berkata "mampus kau dikoyak-koyak perasaan kehilangan pada sesuatau yang tak pernah kaumiliki".
Grup De Nana:Â Arsi Juwandi, Reba Lomeh dan Constantino Dowsen
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI