Lebih lanjut Naumann menuturkan bahwa bagaimaan seseorang berdiri atau tersenyum (tegang atau santai dan enerjik atau lelah) merupakan salah satu isyarat penting dalam memberikan penilaian terhadap orang lain. Sebagai contoh orang yang terbuka akan cenderung memiliki gaya berpakaian yang khas.
Peneliti juga menemukan bahwa pria yang berpenampilan sehat dan rapi akan dinilai sebagai orang yang teliti dalam mengerjakan sesuatu. Namun untuk mendefinisikan kepribadian perempuan peneliti mengalami kesulitan karena biasanya perempuan dipengaruhi oleh tuntutan budaya atau tren tertentu.
Temuan penelitian ini telah dipublikasikan dalam buletin Personality and Social Psychology. Peneliti mengungkapkan kesan pertama memang penting saat seseorang berkomunikasi dengan orang lain, karena banyak orang yang menilai segala sesuatunya berdasarkan penampilan dari orang tersebut.
 Secara umum kepribadian seorang perempuan memang tidak mudah untuk ditebak, sehingga terkadang orang lain pun sulit untuk memahami dan mengenal bagaimana karakteristik dari perempuan tersebut. Ini dikarenakan karakter dari perempuan biasanya dipengaruhi oleh berbagai hal, salah satunya adalah hormon estrogen yang dapat mempengaruhi fungsi sistem saraf pusat, termasuk suasana hati dan perilaku seseorang.
Selain hormon, perempuan juga seringkali mengikuti budaya atau tren yang ada saat itu dan juga prempuan lebih mudah untuk dipengaruhi oleh keadaan sekitarnya. Sehingga terkadang orang menilai perempuan tidak memiliki karakter yang sama tapi selalu berubah-ubah. Ini juga bisa menjadi salah satu penyebab kenapa perempuan terkadang sulit sekali untuk dimengerti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H