Mohon tunggu...
Avid Septiana
Avid Septiana Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan

Founder Qnerza.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Air Mata Sang Tiran

7 April 2017   14:49 Diperbarui: 18 April 2017   10:38 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam pelariannya setelah gagal membunuh Dong Zhuo, Cao Cao (155-220) tertangkap oleh Chen Gong, seorang pejabat wilayah di Zhongmu. Tapi Chen, tak melaporkan Cao meskipun diiming2i hadiah yang besar. Dia malah bergabung dengannya dan menjadi pemberontak. Cita-cita mengembalikan kejayaan Han menyatukan keduanya.

Sejak saat itu mereka mengembara. Banyak suka duka yang dialami. Salah satunya ketika Cao Cao salah membunuh orang yang adalah keluarga paman Cao sendiri hanya karena terlalu curiga.

Dan peristiwa itu yang membuat keduanya berpisah. Chen menganggap Cao bukanlah tokoh pejuang yang ia cari, namun tak lebih dari seorang yang ambisius nan keji.

"Lebih baik aku menghianati dunia daripada dunia menghianatiku", jawab Cao dengan santai ketika Chen memrotes perbuatannya itu.

Chen kemudian meninggalkan Cao setelah tak sampai hati membunuh sahabatnya itu ketika tidur.

Puluhan tahun kemudian mereka bertemu kembali sebagai musuh. Cao, kini telah menjadi seseorang yang paling berkuasa dan ditakuti di seantero Tiongkok. Sementara Chen yang juga sering dipanggil Gongtai, menjadi penasihat Lu Bu.

Saat itu, untuk mewujudkan cita-citanya menguasai daratan Tiongkok, Cao mulai melakukan kampanye penaklukan para penguasa di sekitarnya. Termasuk provinsi Xu dimana Lu Bu menjadi penguasanya.

Dengan pintar, Cao Cao berhasil memengadu domba Lu Bu dengan Liu Bei, sehingga keduanya saling serang. Dalam kondisi terdesak Liu Bei terpaksa meminta bantuan Cao, meski kemudian sadar bahwa itu adalah bagian dari skenario politisi brilian nan bengis itu.

Lu Bu akhirnya bisa dikalahkan. Juga dengan taktik licik. Jendral perkasa itu dihukum mati meskipun telah memohon ampun dan bersedia menjadi bawahan Cao.

Dan kemudian Chen Gong dihadapkan kepada Cao Cao. Itulah kali pertama kedua sahabat lama itu dapat berbincang kembali.

"Aku merindukanmu, Kawan," sambut Cao riang. Namun Chen menanggapinya dengan dingin. "Sudahlah jangan berbasa basi, cepat bunuh aku," jawabnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun