Mohon tunggu...
Hendra Wiguna
Hendra Wiguna Mohon Tunggu... Perubah -

Humas DPD Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kota Semarang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pendidikan Maritim untuk Usia Dini

20 Januari 2016   23:10 Diperbarui: 15 Juli 2016   13:46 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cita-cita poros maritim adalah cita-cita yang besar. Setiap orang harus mengetahui apa itu bangsa maritim dan apa itu poros maritim dunia. Karenanya, keinginan untuk mewujudkan poros maritim tersebut akan sangat sulit untuk diselesaikan hanya pada satu generasi.

Menyikapi hal tersebut, pencerdasan kepada setiap kalangan mutlak diperlukan. Pencerdasan secara maritim perlu ditanamkan terutama kepada anak usia dini. Pendidikan maritim dimulai dari mengenalkan jati diri bangsa ini dan bagaimana berkehidupan bangsa maritim. Dengan mengenal jati diri bangsanya, anak–anak akan tumbuh dengan semangat kebangsaan dan nilai–nilai kemaritiman yang tinggi. Dengan begitu, poros maritim telah hadir sejak dalam pikiran. Poros maritim mewujud dalam pola pikir.

Sudah sepatutnya pendidikan menjadi pendorong perbaikan bangsa sekaligus tolok ukur kemajuan suatu bangsa di kemudian hari. Oleh karena itu, perhatian yang lebih kepada pendidikan adalah sebuah kewajiban bagi setiap negara. Peran pendidikan dalam menanamkan jiwa kemaritiman adalah dengan memasukkan kurikulum kemaritiman kepada setiap mata pelajaran dari mulai tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Konten-konten buku-buku pendidikan yang biasanya lebih berorientasi kepada daratan, mulai saat ini perlu diubah menjadi kemaritiman.

Setiap tenaga pengajar di segala tingkat harus memulai pola pikir poros maritim dengan memberikan materi pengajaran yang menggunakan unsur-unsur kemaritiman. Pemerintah juga perlu berperan dalam menelurkan kebijakan-kebijakan yang berorientasi kepada nilai-nilai kemaritiman. Tidak ada salahnya apabila pemerintah membangun perguruan tinggi berbasis maritim, memulai pembangunan dari wilayah perbatasan, meningkatkan keamanan di perbatasan (baik yang berbatasan langsung dengan daratan maupun perairan negara lain), serta menguatkan supremasi udara sebagai elemen pendukung poros maritim. Ketika kita berbicara perihal maritim, kita juga sekaligus mengerakan semua aspek yang ada di laut, darat, dan udara.

Bagaimanapun, semangat kemaritiman adalah semangat kebangsaan. Semangat itulah yang perlu kita jiwai dan jalankan dalam kehidupan saat ini. Apapun profesi, apapun latar belakang, dan perbedaan di antara kita, mari kita satukan visi sebagai bangsa maritim untuk mencapai kondisi ideal Indonesia sebagai poros maritim dunia. Setiap langkah yang bertujuan untuk pencapain pembangunan bangsa maritim, baik kecil maupun besar, sepatutnya kita dukung bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun