Mohon tunggu...
Hendra Wiguna
Hendra Wiguna Mohon Tunggu... Perubah -

Humas DPD Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kota Semarang

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menyorot Pelabuhan Perikanan Indonesia dalam Visi Poros Maritim

25 Desember 2015   16:17 Diperbarui: 25 Desember 2015   16:23 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Model Pelabuhan Ikan Uni Eropa

Pelabuhan perikanan Uni Eropa saat ini sudah mempunyai standardisasi tersendiri yang dipegangan teguh oleh pihak pemerintahnya, misalnya; Basket yang digunakan sebagai wadah ikan harus dikonstruksi dengan bahan yang mudah dibersihkan. Ikan hasil tangkapan selama pembongkaran dan pendaratan, harus dihindarkan dari kontaminasi, tidak diizinkan peralatan dan cara bongkar yang menyebabkan rusaknya kulitas ikan.

Kemudian aktivitas pembongkaran dan pendaratan harus dilakukan secara cepat tanpa mengalami penundaan., ikan selalu terlindung dari lingkungan suhu yang tinggi dengan menyimpannya dalam cool room dan selalu menggunakan es selama transportasi.

TPI juga harus dilengkapi atap dan dinding yang mudah dibersihkan dan lantainya harus tahan air dan mudah dibersihkan. Fasilitas drainase dan sistem pembuangan air kotor juga harus memadai.

Sistem Pelelangan ikan di Uni Eropa sudah semakin berkembang sehingga nelayan dan konsumen mendapatkan kepuasan dalam transaksi penjualan tersebut, baik dalam harga maupun kualitasnya.

"Sistem Pelelangan ikan di Uni Eropa sudah semakin berkembang sehingga nelayan dan konsumen mendapatkan kepuasan dalam transaksi penjualan tersebut, baik dalam harga maupun kualitasnya"

Di banyak negara Uni Eropa, lelang ikan saat ini telah dilakukan dengan teknologi komputerisasi melalui sistem BIP (Borne Interactive de Pesées) atau mesin lelang elektronik yang mendeteksi secara otomatis berat, jenis ikan, dan kategori kualitas berdasarkan ketentuan yang telah disepekati oleh Uni Eropa dengan menganut metode QIM (Quality, Indice dan Méthode).

Semua informasi ditampilkan di layar lebar dengan akurat dan cepat. Berbeda jauh dengan sistem pelelangan di Indonesia dimana dalam proses pelelangan bisa saja terjadi kecurangan yang mengakibatkan kerugian bagi nelayan maupun pembeli.

Sistem pelelangan di Indonesia masih sacara tradisional tatkala terdapat juru lelang dan para pembeli (bakul), kemungkinan adanya kerjasama antara juru lelang dengan pembeli dalam menurunkan harga pasaran ikan bisa saja terjadi. Dengan terus memakai sistem ini harga ikan akan semakin fluktuatif yang cenderung menurun dan merugikan pihak nelayan.

Tentu saja fasilitas dan lingkungan dibuat agar sesuai dengan persyaratan pelabuhan perikanan hygiene dan sesuai Standar Sanitasi atau Sanitation Standard Operating (SSOP). Pertanyaannya apakah pelabuhan di Indonesia sudah mencapai hal demikian? Jawabnya akan ditemui di lapangan.

Modernisasi fasilitas di pelabuhan sudah lama dilakukan di negara-negara maju untuk efisiensi kegiatan sejak kapal membongkar hasil tangkapan sampai siap dipasarkan. Maka dari itu perlu peningkatan sistem-sistem kinerja di Pelabuhan, misalnya; penurunan hasil tangkapan dari kapal ke TPI dimana basket/keranjang ikan diangkat dengan crane dan langsung diangkut ke TPI dengan forklift/trays atau dari kapal ikan disalurkan ke TPI denganconveyor.

Kemudian dari segi kebersihan, misalnya: basket tempat pencucian ikan telah dilakukan dengan mesin pencuci berkapasitas 600 basket per jam, sehingga setiap kali basket akan digunakan sudah dalam keadaan bersih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun