Bagi sebuah wirausaha yang baru saja dibangun maupun wirausaha yang sedang berjalan, modal usaha atau modal kerja sangat dibutuhkan. Dalam bahasa Inggris modal kerja dapat diartikan sebagai working capital yang berarti sebuah jumlah uang yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan untuk menjalakan usaha dalam jangka waktu tertentu. Â
Modal kerja yang berbentuk dana dengan nilai tersentu tersebut sangat penting bagi kelangsungan operasional perusahaan, karena dengan dana ini perusahaan dapat menggunakannya untuk membeli bahan baku, menggaji karyawan, mengelola persediaan barang serta menajalankan operasional sehari-hari. Oleh sebab itu, mengelola modal usaha merupakan hal yang sangat penting bagi sebuah perusahaan. Â Tanpa adanya pengelolaan yang baik terhadap modal, maka modal usaha akan cepat habis digunakan untuk hal-hal yang kurang diperhitungkan.
Modal termasuk dasar kebutuhan dari sebuah perusahaan. Oleh sebab itu penggunaan modal harus diperhitungkan  serta direncanakan dengan matang. Pengelolaan modal salah satunya adalah proyeksi laporan keuangan perusahaan yang berisi mengenai perkiraan tentang keadaan keuangan dan operasional perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Dengan adanya proyeksi ini perusahaan dapat meramalkan penggunaan modal dalam operasional perusahaan serta dapat melakukan beberapa langkah apa saja yang harus dilakukan untuk pengelolaannya.
Modal yang dimiliki sebuah perusahaan harus dialokasikan untuk kebutuhan operasional perusahaan serta direncanakan dengan baik agar tidak terjadi penyimpangan dalam penggunaan modal kerja tersebut. Â Hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan modal usaha adalah dengan perencanaan pada pengeluaran operasional dan memperhatikan pos pengeluaran yang mengalami pemborosan. Oleh sebab itu, pembukuan yang benar serta laporan yang sesuai dengan realita dibutuhkan dalam strategi pengelolaan modal usaha.
Adapun fungsi dalam permodalan sebuah usaha, modal dibagi menjadi berbagai macam-macan sebagai berikut:
1. Sebagai bahan bakar utama perusahaan.
2. Sebagai pinjaman.
3. Mempercepat pengumpulan piutang.
4 . Meningkatkan efisiensi operasional seperti membayar gaji karyawan, membeli bahan baku, proses produksi dll.
5. Â Mengurangi resiko kegagalan dalam memenuhi kewajiban finansial.