Semarang, (17/07/2022). Sampah saat ini sudah menjadi permasalahan umum yang sangat rentan dan harus diselesaikan. Setiap hari, produksi sampah lebih banyak melampaui jumlah usaha yang dilakukan oleh masyarakat untuk mengurangi sampah yang sudah ada. Sampah mayoritas berasal dari kegiatan rumah tangga seperti sisa sayuran, kulit buah, sampah plastik dan lain-lain.Â
Fakta di lapangan, terutama di RT 04 menunjukkan bahwa warga cenderung langsung membakar sampah tersebut tanpa memisahkan terlebih dahulu antara sampah organik dan non-organik.Â
Hal ini tentunya akan menimbulkan dampak lebih buruk bagi lingkungan sekitar, karena asap yang ditimbulkan dari pembakaran sampah akan lebih tebal.Â
Perilaku warga membakar sampah banyak ditemui di lingkungan sekitar, salah satunya adalah di lingkungan RT 04. Akibatnya, polusi udara lebih mudah terjadi di daerah setempat. Hal tersebut bisa di atasi dengan meminimalisir pembakaran sampah yang bercampur, atau memanfaatkan sampah dengan cara mendaur ulang kembali menjadi komoditas jual yang menguntungkan.
Menyikapi permasalahan di atas, Arsa Maradinata (21), Mahasiswa S1 Teknik Lingkungan memberikan penyuluhan dan demonstrasi Pembuatan EcoEnzym sebagai alternatif pemanfaatan sampah organik.Â
EcoEnzym adalah cairan hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran. Pembuatan eco-enzym hanya membutuhkan air, gula sebagai sumber karbon, dan sampah organic sayur mentah atau kulit buah.Â
Kegiatan dimulai dengan menjelaskan mengenai sampah organik dan anorganik berikut cara pemisahannya. Kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi pembuatan EcoEnzym dari kulit buah.Â
Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk mengurangi polusi lingkungan yang terjadi akibat limbah rumah tangga dan juga menciptakan komoditas jual. EcoEnzym memiliki nilai jual karena manfaatnya yang beragam, mulai dari sebagai pupuk organik hingga cairan pembersih lantai.
Respon dari Ibu-Ibu PKK terhadap kegiatan ini sangat positif, terlihat dari antusiasme Ibu-Ibu dalam mengikuti kegiatan dan beberapa pertanyaan yang dilontarkan. Ibu-Ibu tersebut sangat terkesan dengan penyuluhan dan demonstrasi yang dilakukan hingga meminta tips agar bisa membuat EcoEnzym sendiri di rumah masing-masing.Â
Harapan setelah dilakukannya kegiatan ini adalah Ibu-Ibu PKK khususnya di RT 04 bisa mengaplikasikan ilmu pembuatan EcoEnzym yang telah diberikan dan bisa menambah pemasukan Ibu-Ibu tersebut.
Penulis : Arsa Maradinata
Dosen Pembimbing : Dra.Retno Hestiningsih, M.Kes
Lokasi KKN : Kelurahan Ngijo, Kecamatan Gunung Pati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H