Mohon tunggu...
Arrum
Arrum Mohon Tunggu... -

berkarya itu sebagian dari kemerdekaan...(seharusnya)...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bercinta Tanpa Rasa Cinta (Resensi)

12 November 2015   21:23 Diperbarui: 12 November 2015   21:23 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Novel ini mengisahkan tentang Lasya, seorang perempuan yang bekerja di stasiun TV, sebagai creative production dengan kesibukan tingkat tinggi, serta bergaya hidup ala penikmat hiburan malam. Suatu ketika ia memiliki hubungan misterius dengan Ricky yang menyebabkan dirinya hamil di luar nikah. Kehamilan itu bermula dari hubungan badan yang Lasya lakukan dalam keadaan setengah sadar dengan Ricky yang ia temui di tangga saat menolong dirinya yang tak sengaja terpeleset. Ya, Lasya terpeleset di tangga ketika ingin mengangkat telpon, yang itu pun terjadi karena tidak konsen – pengaruh minuman beralkohol yang ia tenggak di sebuah kelab malam di pesta ulang tahun temannya. Tidak ada orang yang menolongnya keculai Ricky yang secara kebetulan sedang melewati tangga.

Dalam keadaan setengah sadar, Lasya dibawa Ricky ke mobil dengan maksud mengobati lukanya. Namun suasana berubah ketika sampai di mobil, mereka saling melekatkan bibir tanpa paksa hingga berlanjut melekatkan bagian tubuh mereka satu sama lain.

Beberapa puluh hari kemudian, Lasya menyadari dirinya terlambat datang bulan. Secara sengaja ia membeli test pack dan hasilnya positif. Lasya hamil. Lalu Lasya mengingat-ingat dengan siapa dirinya pernah bercinta. Akhirnya ia mengingat nama Ricky – orang yang pernah menolongnya saat ia dalam kondisi setengah sadar. Dengan berbagai cara ia mencari alamat Ricky yang tidak ia kenal sebelumnya. Ia mendatangi teman yang dulu menjadi EO pesta ulang tahun itu di kelab malam itu, lalu menanyakan alamat tamu undangan bernama Ricky. Lasya pun mendapat nomor telpon dan alamat rumah Ricky tanpa kesulitan yang berarti.

Beberapa kali Lasya menghubungi Ricky namun tak pernah tersambung, akhirnya ia nekad mendatangi langsung rumah Ricky. Ketemu! Kebetulan saat itu, saat sampai di pos satpam Rumah Ricky yang mewah, Ricky hendak keluar bersama pacarnya. Tanpa disangka Ricky masih ingat wajah Lasya yang pernah ia ajak bercinta di malam pesta itu. Ricky minta ijin sebentar dari pacarnya untuk berbicara empat mata dengan tamunya waktu itu – Lasya.

Kedatangan Lasya untuk memberitahukan Ricky bahwa ia hamil atas hubungan intim mereka di suatu malam, tanpa bermasud memaksa pertanggungjawaban Ricky yang sedang berencana meneruskan kuliah di Amerika. Lalu, bagaimana kisah perjuangan Lasya menjalani masa-masa kehamilannya. Akankah ia menikah dengan Ricky yang ternyata jauh lebih muda darinya? Atau ia mencari laki-laki lain yang lebih mapan, yang siap menikahinya? Bagaimana dengan rencana kuliah Ricky? Bagaiama pula ketika keluarga Ricky tahu bahwa ia menghamili perempuan yang bukan pilihan orang tuanya? Lika-liku perjalanan hidup Lasya setelah ia melakukan sebuah kesalahan di satu malam yang kelam hanya ada dalam buku ini: A Beautiful Mistake karya Saviana Jose.

Bagi saya, membaca novel A Beautiful Mistake tidak membutuhkan waktu lama. Bisa dibilang novel ini termasuk novel pendek dengan ketebalan 232 halaman. Bahasa yang digunakan penulis dalam novel ini cukup ringan, hingga memudahkan pembaca mengikuti alur cerita. Alur maju dalam novel ini mengesankan penggunaan teknis yang simple.

Secara pribadi saya suka yang simpel yang tetap mengindahkan trik-trik penyampaian dengan bahasa elegan. Saya rasa untuk dikatakan bagus, sebuah tulisan tidak harus dipenuhi bahasa mendayu panjang lebar, karena terkadang pembaca lebih suka menikmati alur cerita ketimbang gaya bahasa, saya misalnya.

Terlepas dari masalah selera, novel ini mampu memberi kesan cukup mendalam pada pembaca. Banyak pesan moral yang bisa dipetik dari kisah kelam si tokoh. Banyak pelajaran yang bisa dijadikan contoh ketika menghadapi situasi tak enak. Konflik internal maupun eksternal si tokoh juga cukup menginspirasi. Buat saya, tidak ada kata buruk untuk novel ini.  

Serius, di beberapa bagian akhir saya sampai nangis, larut oleh kisahnya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun