Mohon tunggu...
Arron Gotama
Arron Gotama Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kolonialisme sebagai Masa Sulit Sekaligus Pendukung Indonesia

19 November 2024   19:57 Diperbarui: 19 November 2024   20:37 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolonialisme (Kemdikbud.go.id)

Tokoh-tokoh pergerakan nasional seperti Soekarno, Hatta, dan Sutan Sjahrir adalah produk dari sistem pendidikan ini. Meski hanya sekelompok orang yang mampu mendapat pendidikan ini, benih-benih pemikiran yang lahir dari warisan ini sangat berpengaruh pada proses kemerdekaan Indonesia.

Membangun Infrastruktur

Kolonialisme juga meninggalkan berbagai infrastruktur seperti jalan raya, jembatan, pelabuhan, dan rel kereta api. Infrastruktur tersebut, meski dibangun untuk mendukung eksploitasi negara kolonial, tetap menjadi dasar transportasi Indonesia saat ini. Contohnya adalah Jalan Anyer Panarukan yang dibangun saat pemerintahan Herman Willem Daendels.

Sarana Persatuan Bangsa

Ironisnya, kolonialisme juga menjadi suatu “percikan” bagi persatuan Indonesia. Sebelum Indonesia pernah dijajah, negara masih terpecah-belah dalam berbagai kerajaan yang mempunyai konflik masing-masing. 

Dengan menyatukan wilayah-wilayah yang sebelumnya terpisah di bawah satu pemerintahan kolonial, bangsa Indonesia mulai memiliki kesadaran akan identitas bersama. Pengalaman bersama menghadapi penindasan kolonial memicu munculnya pergerakan nasional yang menggalang persatuan untuk melawan penjajahan.

Kolonialisme merupakan masa-masa sulit bagi Indonesia, tetapi juga masa-masa yang membentuk bermacam aspek kehidupan bangsa ini. Dengan memahami dampaik baik dan buruknya, enerasi sekarang dapat belajar dari masa lalu untuk membangun masa depan yang lebih baik. Warisan kolonial, baik berupa infrastruktur maupun luka sosial, adalah pengingat bahwa kemerdekaan adalah sesuatu yang harus terus dijaga dan dihargai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun