Senyuman bermakna bahasa universal, mampu melampaui perbedaan bahasa, budaya, dan usia. Namun, bagi sebagian anak dengan kondisi bibir sumbing, senyuman bukanlah hal yang sederhana.
Bagi penderita bibir sumbing (lihat foto utama artikel), kondisi ini kerap menghambat kepercayaan diri mereka. Bahkan dapat menimbulkan berbagai tantangan medis dan sosial.
Kolaborasi dan Kebermanfaatan Bagi Masyarakat
Flashback, belum genap satu tahun terbentuknya Keluarga Alumni Universitas Jember Koordinator Daerah Probolinggo (KAUJE Korda Probolinggo) yang dikukuhkan tanggal 29 Agustus 2024 (Lihat Sumber), akan menggelar "Bhakti Sosial Operasi Bibir Sumbing Gratis" di tanggal 1 Februari 2025.
Acara "Bhakti Sosial Operasi Bibir Sumbing Gratis" oleh KAUJE Korda Probolinggo dilaksanakan bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Jember (FK UNEJ), Yayasan Smile Train Indonesia, dan RSUD Waluyo Jati-Kraksaan, Kabupaten Probolinggo.
Nantinya, keberhasilan operasi bibir sumbing gratis ini diharapkan dapat memberikan makna senyuman yang sederhana lebih bermakna. Khususnya bagi penderita bibir sumbing dari masyarakat kurang mampu yang sangat membutuhkan kepedulian dari orang-orang ataupun lembaga sosial yang ada.
Kegiatan bhakti sosial diawali dengan screening calon pasien yang telah terdaftar sebanyak 18 peserta. Screening dilaksanakan pada tanggal 24 Januari 2025 di RSUD Waluyo Jati-Kraksaan, Kabupaten Probolinggo. Â
Menurut tim dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Jember dan RSUD Waluyo Jati, screening wajib dilakukan untuk memastikan setiap pasien memenuhi kriteria medis yang memungkinkan penderita bibir sumbing nantinya menjalani operasi dengan aman. Juga memastikan adanya komplikasi lain yang perlu ditangani lebih lanjut sebelum prosedur operasi dilakukan.
Misi Sosial dan Kepedulian Alumni
KAUJE Korda Probolinggo adalah organisasi yang beranggotakan para Alumni Universitas Jember yang berdomisili di wilayah Kabupaten Probolinggo dan Kota Probolinggo.
Sebagai salah satu daerah dengan populasi cukup besar di Jawa Timur, Probolinggo masih menghadapi berbagai tantangan sosial, termasuk akses masyarakat terhadap layanan kesehatan.