Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kakek dan Secangkir Kopi

1 November 2024   20:42 Diperbarui: 1 November 2024   20:55 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kakek di kursi tua, menunggu larut malam
Seperti menunggu kabar dari seseorang
yang selalu dititipkan di dingin angin malam.

Di tangannya secangkir kopi hitam pekat
Aromanya mengembara melukis kenangan
Bayang-bayang zaman yang tak lagi pulang

Secangkir kopi yang tak pernah dingin
Kakek tersenyum kecil, matanya setengah lelah
Di sini, kopi tak perlu dingin, gumamnya
Sebab rindu selalu membuatnya tetap hangat

Di luar hujan merintik pelan
Seperti mengetuk pintu demi pintu
Dalam setiap tegukan, sepi berdiam
dan menelannya dalam-dalam
Sampai hujan, sampai malam
Menjadi satu, tak bisa ia bedakan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Sepeda Tua

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun