Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bu Guru dari Paris van Java, Konsisten Berbagi Angka-Angka di Kompasiana

13 Oktober 2024   14:55 Diperbarui: 13 Oktober 2024   15:06 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Guru Mengajar Matematika. Sumber: Jerry Kimbrell on pixabay.com

Sebagai guru yang malang melintang di dunia pengajaran dan pendidikan, sepantasnya pena ini menuliskan sosok inspiratif seorang guru dari Paris van Java.

Penulis tak hendak mengulik lebih dalam asal dan muasal julukan Paris van Java. Silahkan cari di berbagai sumber media, apa dan mengapa ada Paris van Java.

Lantas, siapa sosok guru dari Paris van Java ini? Namanya cukup familier, Yuli Anita. Seorang guru yang tak lelah untuk terus belajar sesuai dengan moto di profilnya "Jangan Pernah Berhenti untuk Belajar".

Bu Yuli, biasa penulis panggil di dunia maya. Sosok guru yang tidak pelit ilmu. Khsususnya ilmu tentang membelajarkan matematika yang menyenangkan.

Mendengar kata "matematika" pasti sebagian besar kita yang pernah mengenyam "empuknya" kursi sekolah akan sedikit banyak bergidik. Maklum, matematika banyak di cap sebagai mata pelajaran yang bikin pusing dunia anak.

Bukan hanya anak yang dibikin pusing, orang tuapun juga ikut puyeng manakala dihadapkan pada pekerjaan rumah dan diminta oleh anaknya untuk ikut membantu mengerjakan.

Tanggapan anak dan orang tua terhadap mata pelajaran matematika sangat bervariasi, tergantung pada pengalaman individu.

Beberapa anak merasa matematika menantang dan menakutkan karena konsepnya dianggap sulit atau abstrak. Mereka mungkin merasa stres saat menghadapi ujian atau tugas, terutama jika mereka kesulitan memahami materi.

Demikian juga dengan orang tua yang merasa kesulitan membantu anak-anak mereka dalam matematika karena mereka sendiri mungkin tidak memiliki pemahaman yang kuat tentang subjek tersebut.

Alhasil, mata pelajaran matematika menjadi momok bagi sebagian besar anak dan orang tua. Hal ini bisa menjadi salah satu indikasi alasan orang tua menolak guru memberikan anak beban pekerjaan rumah.

Kembali ke sosok Bu Yuli. Sadar akan posisi guru matematika yang begitu menantang untuk dapat dipahami, membuatnya berpikir dan berpikir agar matematika menjadi mata pelajaran yang menyenangkan bagi siswa.

Sebagai guru yang terus belajar, Bu Yuli berusaha memberikan jasa terbaik memfasilitasi pembelajaran matematika yang menyenangkan.

Berbagai model pembelajaran diimplementasikan di kelasnya dan tak lupa dibagikan secara luas lewat Kompasiana, yaitu platform blog berbasiskan user-generated content.

Lewat artikel tertanggal 28 Maret 2024, Bu Yuli berbagi metode pembelajaran Walk Gallery. Bagi guru yang senang membaca, belajar dan terus berusaha memberikan yang terbaik untuk siswanya, sintaks Walk Gallery dari ulasan Bu Yuli yang runtut dan jelas, sangat adaptif  dan implementatif sesuai kebutuhan belajar siswa.

Artikel juga dilengkapi dengan gambar-gambar proses pembelajaran dan produk belajar siswa yang diberi penjelasan secara detail. Sungguh mudah dipahami bagi guru dan siapapun yang peduli akan dunia pengajaran dan pendidikan.

Lanjut ke artikel lain yang berjudul "Project Based Learning Artitmatika Sosial, Belajar Matematika Sekaligus Wirausaha" tertanggal 8 Oktober 2024. Menghadirkan tantangan belajar matematika lewat literasi keuangan dengan proyek bazar kelas.

Membayangkan pembelajaran matematika dengan metode bazar kelas jelas membutuhkan kemampuan guru untuk dapat menerapkan pembelajaran yang kolaboratif dan bertanggung jawab.

Siswa dalam kelompok diminta untuk merencanakan dan menyepakati produk yang akan dijual guna mengaitkan materi yang mereka pelajari terkait harga jual, harga beli, untung, rugi, dan prosentasenya serta pajak.

Hal terpenting dari pembelajaran berbasis proyek yang dibagikan Bu Yuli adalah melalui pembelajaran ini siswa diajak lebih memahami literasi keuangan sekaligus meningkatkan minat mereka untuk berwirausaha.

Dari dua contoh pembelajaran inspiratif yang dibagikan Bu Yuli melalui platform blog Kompasiana, jelas memberikan dampak nyata adanya kekuatan tulisan dan aksi seorang guru untuk memberikan yang terbaik badi dunia pengajaran dan pendidikan.

Berbagi kebaikan itu indah, kapan lagi kalau bukan dimulai sekarang di Kompasiana. Selamat Ulang Tahun ke-16 Kompasiana. Selalu Jaya di Jagat Media.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun