Pil pahit kembali harus ditelan Timnas Indonesia dan seluruh penggemar sepakbola tanah air. Kemenangan yang sudah di depan mata dengan hanya menunggu suara peluit ditiup wasit, sirna di menit 99 saat Timnas Indonesia bersua Bahrain di Bahrain National Stadium.
Gol Bahrain yang kembali diceploskan Mohamed Marhoon di menit 99 membuyarkan mimpi kemenangan Timnas Garuda di kandang lawan.
Kontan saja pemain, ofisial, dan penonton dari Indonesia bertingkah geram. Narasi wasit merampok kemenangan yang sudah di depan mata jutaan pencinta Timnas Indonesia membahana di berbagai jagat media.
Pelajaran Berharga
Secara teknis, kekuatan Timnas Indonesia kala datang tandang ke kandang Bahrain begitu diremehkan tuan rumah. Kekalahan telak Timnas Indonesia dengan skor mencolok 10-0 masih dibanggakan pihak Bahrain.
Memang, Kualifikasi Piala Dunia 2014 zona Asia di tanggal 29 Februari 2012 telah menjadi catatan kelam kala Bahrain menggunduli Timnas Indonsia dengan skor 10-0. Bahrain lupa, Â zaman berubah dan kekuatan Timnas Garuda sudah berbeda.
Terbukti, skor 2-1 yang masih bertahan hingga tambahan waktu 90+6 membuat hening dan tegang tuan rumah di Bahrain National Stadium.
Sayang, kemenangan yang sudah di depan mata Timnas Indonesia lenyap menguap setelah Mohamed Marhoon kembali dapat menyarangkan bola ke gawang Timnas Garuda di menit 90+9.
Apapun kejadian dan hasil di lapangan saat itu, tentu menjadi pelajaran berharga bagi para pemain Timnas Indonesia dan ofisial.
Terpenting, selama peluit tanda permainan belum diakhiri wasit, selama itu pula para pemain di lapangan harus fokus mempertahankan ritme permainan dan memenangkan pertandingan demi pertandingan. Â Â
Kasih Paham di Stadion GBK
Masih ada kesempatan mewujudkan mimpi menuju Piala Dunia 2026 di Benua Merah. Fokus meraih kemenangan dan mengantongi 3 poin dari Bahrain sangat terbuka lebar.
Kesempatan mencukur dan kasih paham kekuatan sebenarnya Timnas Garuda bisa ditunjukkan saat Bahrain bermain di kandang Timnas Indonesia.
Dukungan langsung puluhan ribu penonton di Stadion Gelora Bung Karno (SGBK) dan doa jutaan penggemar Timnas Indonesia menjadi jaminan nyata.
Terlebih, kedatangan Kevin Diks yang sudah bersalaman dengan Ketua Umum PSSI (Erick Thohir) menjadi sinyal dan kekuatan tambahan punggawa Timnas Garuda nantinya.
Dikutip dari laman transfermark.co.id, Kevin Diks yang memiliki tinggi badan 1,86 meter berposisi bek tengah. Artinya, Timnas Indonesia berpotensi membuka formasi dengan 3 bek, 5 pemain tengah, dan 2 penyerang.
Formasi 3-5-2 seibarat mata tombak yang siap meluncur deras ke jantung pertahanan dan merobek jala gawang lawan untuk mewujudkan kemenangan demi kemenangan. Terutama mencukur gundul Bahrain dan memberikan pelajaran berharga kepada mereka untuk tidak mempecundangi kekuatan Timnas Garuda.
  Â
Wasana Kata
Dalam pertandingan pasti ada menang dan ada kalah. Kemenangan menjadi target mutlak Timnas Garuda mewujudkan mimpi menjadi salah satu kontestan Piala Dunia 2026.
Kesempatan mendulang kemenangan bisa didapatkaan saat Timnas Indonesia bermain di kandang. Dukungan suporter fanatik telah membuktikan Timnas Australia hanya dapat bermain imbang saat bentrok dengan Timnas Indonesia di Stadion GBK.
Tetap fokus dan jangan lengah Timnas Indonesia. Pendukung fanatikmu akan selalu hadir di tiap pertandingan dan doa selalu mengiringi agar mimpimu terwujud menjadi nyata "Mentas di Piala Dunia 2026".Â
Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H