Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membimbing dan Menggali Ide Anak dalam Belajar Menulis

4 November 2023   07:54 Diperbarui: 5 November 2023   04:58 960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai Kompasianer dan Guru Penggerak, penulis ikut memberikan materi. Sumber: Komunitas Selasan
Sebagai Kompasianer dan Guru Penggerak, penulis ikut memberikan materi. Sumber: Komunitas Selasan

Menghasilkan tulisan berkualitas membutuhkan proses yang dimulai sejak usia dini dengan belajar menulis dan terus menulis. Sebagai contoh Nadia Shafiana Rahma (Penulis cilik yang mendunia dari Bantul) sudah menghasilkan karya buku di usia tujuh tahun. (Lihat Sumber)

Menggali ide dan memulai menulis didapatkan dari apa yang kita lihat, apa yang kita dengar, dan apa yang kita rasakan.

Dari apa yang kita lihat misalnya pelebaran jalan di sepanjang jalan menuju kawasan wisata Gunung Bromo, dapat menginspirasi untuk ditulis. Berikut contohnya:

Hai teman-teman. Jangan kaget kalau kalian berwisata ke Gunung Bromo dan melihat kesibukan pelebaran jalan ya... Bukan hanya kesibukan yang akan kalian lihat tetapi juga kemacetan yang mengular.
Oh ya teman-teman, pelebaran jalan ini untuk kenyamanan bersama saat berwisata ke Gunung Bromo. Apalagi akan segera dibuka tempat wisata baru "Jembatan Kaca". Tempat wisata yang berdekatan dengan "Seruni Point". Dan seterusnya....  

Dari apa yang kita dengar, misalnya ada teman yang berkata melihat bunga catleya di taman sekolah, dapat dirangkai menjadi puisi penggugah perasaan pembaca. Berikut contohnya:

Saat surya tersenyum
Kulihat bunga catleya
Embun-embun yang menipis
Dan suara-suara kicau burung

Mereka seakan bahagia
Mereka seakan penuh canda
Tetapi...
Tidak bagiku

Berikutnya dari apa yang kita rasakan dapat dibuat karya tulis. Misalnya saat makan bakso yang terasa pedasnya nendang dan pentolnya nampol di lidah. Berikut contohnya:

Siang ini cuaca cukup terik di Sukapura. Membuat rasa haus dan lapar semakin memuncak. Ingin rasanya minum es blewah yang tentunya sangat manis dan menyegarkan.
Aih, aku baru ingat. Di Sukapura katanya ada es blewah yang rasanya paling enak sedunia. Tepatnya di "Warung Bakso Bikin Lapar".
Benar teman-teman, es blewah di warung ini rasanya sangat segar dan manisnya enak di lidah. Eh, pingin juga ngerasain baksonya. Semoga enak juga ya...
Warung Bakso Bikin Lapar melayani pembeli dengan harga terjangkau. Banyak pilihan pentol yang bisa dipilih sesuka pembeli. Terus terang rasa pentolnya nampol di lidah. Dan seterusnya....   

Beberapa ide tulisan yang didapat dari mendengar, melihat, dan rasakan cukup membuka wawasan anak-anak dari mana ide memulai menulis dan mengembangkannya.

Salah satu hasil karya tulis, khas tulisan dari ide anak-anak. Sumber: Komunitas Selasan
Salah satu hasil karya tulis, khas tulisan dari ide anak-anak. Sumber: Komunitas Selasan

Tak menunggu lama, anak-anak dalam kelompok kerja segera menulis ide yang mereka temukan. Komunitas Guru Penggerak Sukapura dan komunitas penulis pelajar SMA Negeri 1 Sukapura yang tergabung di komunitas "Selasan" memfasilitasi kebutuhan peserta bimtek dalam menulis.

Dari hasil bimtek terkumpul 29 tulisan karya anak-anak pelajar Sukapura. Karya yang akan dibukukan dan nantinya akan dipamerkan saat peringatan "Hari Guru Nasional Tahun 2023" di Kecamatan Sukapura.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun