Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengenal Kelas Multigrade di Jenjang Pendidikan Dasar

3 November 2023   05:25 Diperbarui: 3 November 2023   06:00 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bapak Abu Khaer (Kepala BBGP Jawa Timur) melihat langsung pembelajaran kelas multigrade di SDN Sukapura 3. Sumber: Dokpri 

Direktur Jendral Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Rabu, 01/11/2023) rela melewati jalan sempit, menanjak dan berkelok membelah hutan pinus di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Pejabat teras Kemendikbudristek dan jajarannya ini bertekad mengunjungi SD Negeri 3 Sukapura. Salah satu sekolah dasar yang menerapkan kelas multigrade di Kabupaten Probolinggo.

Kunjungan Dirjen PAUD, Dikdasmen didampingi langsung Kepala BBGP (Balai Besar Guru Penggerak) Jawa Timur Bapak Drs. Abu Khaer, M. Pd dan Kepala BBPMP (Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan) Jawa Timur Bapak Sujarno, M. Pd. Dua lembaga Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemendikbudristek yang melaksanakan pengembangan dan  pemberdayaan GTK, juga supervisi mutu pendidikan di Jawa Timur.  

Latar Belakang Kelas Multigrade

Bagi kebanyakan masyarakat dan bahkan guru, kelas multigrade di jenjang pendidikan dasar masih belum dan atau baru dikenal. Merupakan bentuk inovasi layanan pendidikan untuk menjawab kompleksitas masalah dan tantangan di dunia pendidikan khususnya di sekolah dasar yang kekurangan guru.

Dirjen PAUD, Dikdasmen menjelaskan kompleksitas permasalahan pendidikan di Indonesia. Sumber: Dokpri
Dirjen PAUD, Dikdasmen menjelaskan kompleksitas permasalahan pendidikan di Indonesia. Sumber: Dokpri

Lahir dari adanya kompleksitas permasalahan pendidikan di daerah, khususnya di daerah pelosok dan atau terpencil, pemerintah daerah berusaha mencari solusi terbaik mengatasi masalah kekurangan jumlah guru dan murid di sekolah dasar.

Sebagai contoh nyata, sekolah dasar negeri yang tersebar di pelosok Kecamatan Sukapura hanya memiliki sedikit guru dan murid. Seperti SDN Sariwani 2, berdasarkan Dapodik (Data Pokok Pendidikan) hanya memiliki 5 guru dan 32 murid (Lihat Sumber). Juga SDN Sukapura 3 yang hanya memiliki 3 guru dan 41 murid (Lihat Sumber).   

Kompleksitas permasalahan dan tantangan di atas jika menunggu kebijakan pengadaan dan atau pengangkatan guru, tentu bertambah kompleks permasalahan layanan pendidikan ke murid. Pengadaan dan atau pengangkatan guru harus menyesuaikan dengan kebijakan dan kemampuan anggaran pemerintah. Atas dasar kompleksitas permasalahan dan pentingnya kesinambungan layanan pendidikan murid maka kelas multigrade adalah solusinya.

Penerapan Kelas Multigrade 

Dikutip dari laman probolinggokab.go.id, Sri Agus Indariyati selaku Kepala Bidang Pembinaan SD menjelaskan bahwa penerapan pembelajaran kelas rangkap (multigrade) mulai dilakukan pada tahun 2019 melalui pendampingan dari program INOVASI (Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia) di Kecamatan Sukapura. Sebagai pilot project, saat itu ada 8 lembaga SDN yang menerapkan pembelajaran kelas rangkap.

Bapak Abu Khaer (Kepala BBGP Jawa Timur) melihat langsung pembelajaran kelas multigrade di SDN Sukapura 3. Sumber: Dokpri 
Bapak Abu Khaer (Kepala BBGP Jawa Timur) melihat langsung pembelajaran kelas multigrade di SDN Sukapura 3. Sumber: Dokpri 

Saat penulis mengikuti kunjungan ke SD Negeri Sukapura 3 yang menerapkan kelas multigrade didapat penjelasan dari Bapak Mujiono selaku Kepala SDN Sukapura 3 bahwa kelas multigrade diterapkan karena lembaga kekurangan guru. Selain itu, jumlah siswa yang ada di satu sekolah kurang dari 60 murid.

Pembelajaran pada kelas multigrade dilakukan dengan menggabungkan dua kelas menjadi satu kelas. Murid kelas 1 dan 2 digabung menjadi satu kelas dan diajar oleh satu guru. Murid kelas 3 dan 4 digabung menjadi satu kelas dan diajar oleh satu guru. Demikian juga untuk murid kelas 5 dan 6 digabung menjadi satu kelas dan diajar oleh satu guru.

Untuk materi yang dipelajari murid bersifat tematik. Contohnya dalam numerasi tema berhitung, murid kelas 1 dengan media tutup botol bekas yang diberi nomor 1 sampai 10 dapat menyebutkan angka 1 sampai 10 baik secara berurutan maupun acak dengan benar. Sedangkan untuk kelas 2, dengan media tutup botol bekas bernomor dapat melakukan penjumlahan dan perkalian dengan benar.

Bapak Dirjen dan Kepala BBPMP Jatim (Bapak Sujarno) berdialog langsung dengan guru kelas multigrade. Sumber: Dokpri 
Bapak Dirjen dan Kepala BBPMP Jatim (Bapak Sujarno) berdialog langsung dengan guru kelas multigrade. Sumber: Dokpri 

Wasana Kata

Kelas multigrade (kelas rangkap) merupakan inovasi di bidang layanan pendidikan untuk mengatasi kekurangan guru di satuan sekolah dan memberikan layanan terbaik bagi murid. Menjadi pilot project di sekolah dasar dan tidak menutup kemungkinan dapat diterapkan pada jenjang SMP di pelosok yang kekurangan guru.

Peran guru sebagai fasilitator harus memahami betul literasi dan numerasi sebagai dasar pengembangan materi ajar di kelas multigrade. Begitupun peran pemerintah, lembaga pemerhati pendidikan dan komunitas belajar sangat dibutuhkan untuk terus meningkatkan kompetensi profesi guru melalui bimbingan teknis dan kolaborasi lainnya, khususnya guru di kelas multigrade.

  

Referensi Buku:

INOVASI. 2023. Panduan Kunjungan Pemantauan Bersama dengan Komite Pengarah Nasional di Provinsi Jawa Timur. Palladium: Jakarta.

Sumber Internet:

Probolinggokab.go.id. 13 Juni 2021. Atasi Kekurangan Guru, 116 Lembaga SDN Terapkan Multigrade. Diakses pada 1 November 2023, dari https://probolinggokab.go.id/atasi-kekurangan-guru-116-lembaga-sdn-terapkan-multigrade/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun