Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bikin Bangga Murid, Saat Pak Tentara Tiba-Tiba di Samping Barisan

25 Agustus 2023   13:13 Diperbarui: 25 Agustus 2023   13:40 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan turun tajam dan menikung di Jembatan Nganten. Sumber: Dokpri

Memperingati dan merayakan HUT Ke-78 Republik Indonesia (RI) lekat dengan kegiatan lomba. Banyak macam. Dari yang unik hingga yang mentradisi.

Tema perjuangan dan keberagaman budaya daerah tetap menjadi ajang kegiatan lomba semarak kemerdekaan. Wujud nasionalisme dan patriotisme untuk meningkatkan semangat cinta tanah air dan bangsa. Juga  memupuk kesadaran akan pentingnya perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Lomba gerak jalan di Hari Kemerdekaan RI, salah satu lomba favorit semua kalangan, khususnya jenjang sekolah. Mulai dari jenjang Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT).

SMP Negeri 1 Sukapura-Kabupaten Probolinggo tahun ini kembali ikut berpartisipasi dan menyemarakkan lomba gerak jalan. Setelah dua tahun sebelumnya ditiadakan akibat pandemi Covid-19.

Regu satu putra SMPN 1 Sukapura. Sumber: Dokpri
Regu satu putra SMPN 1 Sukapura. Sumber: Dokpri

Lima regu siap menjadi wakil lomba gerak jalan dari SMP Negeri 1 Sukapura. Terdiri dua regu putra dan tiga regu putri. Disiapkan untuk tampil sebagai yang terbaik.

Topografi wilayah Sukapura ada di daerah pegunungan. Memiliki ciri khas deretan pegunungan dan bebukitan. Tentu mempengaruhi akses jalan yang juga naik turun menyesuaikan dengan kondisi alam.

Menyikapi kondisi jalan yang naik turun, guru sebagai pendamping regu gerak jalan harus dapat memahami keadaan fisik dan mental murid. Selektif menentukan keanggotaan regu agar terjaga fisik prima dan kekompakan.

Lima regu yang terbentuk menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya untuk lomba yang dilaksanakan tanggal 23 Agustus 2023.

Untuk ketahanan fisik melewati rute gerak jalan yang menanjak dan menikung, anak-anak dilatih gerak jalan sejauh sekitar 2 kilometer. Formasi lima regu berangkat dari pintu gerbang sekolah di Jalan Bromo Nomor 168, Kecamatan Sukapura.

Lepas dari pintu gerbang, jalan menurun dan menikung melewati pintu masuk Whiz's Hotel Bromo. Selanjutnya bergerak tertib menuju "Jembatan Nganten" yang konon ada kisah pengantin bunuh diri. Sehingga dinamakan "Jembatan Nganten".

Jalan turun tajam dan menikung di Jembatan Nganten. Sumber: Dokpri
Jalan turun tajam dan menikung di Jembatan Nganten. Sumber: Dokpri

Melewati Jembatan Nganten merupakan jalan menantang, sebab akan menanjak tajam sebelum mencapai Alfamart sebagai titik kumpul istirahat.

Sesampai di Alfamart, anak-anak diberikan kesempatan istirahat. Mereka membeli  minuman dan makanan untuk kembali mengisi tenaga dan mengatasi haus.

Titik istirahat favorit anak-anak. Sumber: Dokpri
Titik istirahat favorit anak-anak. Sumber: Dokpri

Bisa istirahat dan makan minum. Sumber: Dokpri
Bisa istirahat dan makan minum. Sumber: Dokpri

Sekitar 30 menit, kembali regu bergerak ke sekolah. Justru tantangan jalan semakin berat sebab jalan kembali ke sekolah lebih banyak tanjakan daripada jalan menurun.

Jalannya terus menanjak, butuh ketahanan fisik dan mental. Sumber: Dokpri
Jalannya terus menanjak, butuh ketahanan fisik dan mental. Sumber: Dokpri

Terhitung ada titik tanjakan sebelum menuju jalan "Waroeng Kopi Tengger", sisi kiri dan kanan Whiz's Hotel, dan dua tanjakan menikung tajam sebelum sampai sekolah. Kesemuanya cukup menguras tenaga dan menyebabkan pegal di area betis.

Sesampainya di sisi kanan Whiz's Hotel, dua tentara yang bertugas di Koramil Sukapura menghentikan laju sepedanya. Mereka memarkir sepeda motornya tepat di belakang regu putra satu.

Pak Tentara sigap mengatur lalu-lintas di jalur menuju Bromo.  Sumber: Dokpri
Pak Tentara sigap mengatur lalu-lintas di jalur menuju Bromo.  Sumber: Dokpri

Dengan sigap Pak Tentara (anak-anak biasa memanggil) mengatur lalu lintas dari dan ke arah Bromo yang cukup padat menjelang siang. Membuat anak-anak bangga atas kesigapan dan semangat mendampingi latihan gerak jalan yang spontanitas.

Selanjutnya Pak Tentara menyemangati anak-anak dan kembali memberi contoh gerak langkah tegap dan langkah biasa yang benar serta tetap dalam kekompakan gerak. Bahkan Pak Tentara mengawal regu putra satu hingga ke halaman sekolah.

Pak Tentara memberi contoh yel-yel semangat. Sumber: Dokpri
Pak Tentara memberi contoh yel-yel semangat. Sumber: Dokpri

Sesampainya di sekolah, Pak Tentara memberikan suntikan semangat makna perjuangan dan jalan lurus meraih cita-cita. Kesemuanya bermuara sebagai generasi penerus bangsa yang nantinya akan menggantikan peran guru, tentara, pekerjaan orang tua untuk lebih baik, bahkan kepemimpinan lokal dan nasional di masa yang akan datang.

Anak-anak senang dan penuh semangat selama latihan. Berharap apa yang mereka ikhtiarkan akan meraih hasil terbaik dalam Lomba Gerak Jalan di Kecamatan Sukapura.

Bangga kepada anak-anak. Bangga pula anak-anak kepada Pak Tentara sebagai benteng pertahanan negara dan bangsa di manapun berada. Dirgahayu Ke-78 Republik Indonesia. Merdeka!...     

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun