Kue kering semisal semprit kelapa yang rasanya gurih dan manis. Ada juga emping mlinjo dan lainnya.
Sedangkan kue basah lebih banyak macamnya. Mulai dari madumongso, dodol, hingga wingko yang dibuat sendiri oleh tuan rumah.
Setelah undangan dan atau tamu cukup beramah tamah, selanjutnya dipersilahkan menikmati hidangan makan dengan aneka lauk-pauk.
Undangan dan atau tamu hendaknya makan walaupun sedikit. Jika menolak, dianggap tidak menghargai tuan rumah.
Masyarakat Tengger di Desa Sapikerep memaknai Hari Raya Karo sebagai kesempatan untuk berdarmabhakti kepada para leluhur.
Nilai-nilai moral yang terkandung dalam Hari Raya Karo di antaranya rasa syukur kepada Tuhan, tanggung jawab, kepatuhan, menghormati orang lain, gotong royong dan kerukunan.
Makna nilai kerukunan bukan hanya di internal masyarakat penganut agama Hindu, tetapi penganut agama lain juga melakukan tradisi "sonjo". Suatu tradisi saling mengunjungi tetangga dan atau kerabat saat merayakan Hari Raya di lingkungan masyarakat Tengger.
Secara kebetulan, saat penulis diundang rekan kerja untuk merayakan Karo, datang seorang dukun dan pembantunya. Sehingga penulis menyempatkan minta izin memotret dan menuliskan beberapa hal terkait ritual sang dukun.
Saat dukun dan pembantunya datang, disambut oleh tuan rumah dan seluruh keluarga inti. Sang dukun dipersilahkan menuju satu kamar untuk tempat ritual pembacaan mantra dan do'a.