Ini tulisan tak hendak menyongsong tahun politik. Tahun hangat ke panas. Penyebab dingin menggigil, kontestan bermodal cekak.
Begini saudara-saudara sebangsa dan senegara. Orang-orang hebat merakyat yang dimaksud pada judul adalah Kompasianer berpemikiran bernas. Di antaranya:
Engkong Felix.
Kehadiran sosok ini bikin demam. Lalu batuk dan pilek. Gemar main hantam. Ngajak perang. Senjata andalannya Golok She Tan.
Pemilik nama MT Felix Sitorus. Entah apa MT. Tak hendak membuka kancing-kancing penutupnya. Tahulah mengapa! Coba saja bertanya jika ada nyali bara.
Engkong (panggilan akrabnya). Tak pandang bulu jika mengobarkan perang. Menyatakan pemberontakan.
Bulu. Bagi Engkong sekedar kamuflase. Seibarat kulit yang membungkus sifat imperialis. Sok liberalis. Tampang egois.
Membidani paham kenthiris, Engkong berani mencincang daging kapitalis. Menusuk jantung kaum borjuis. Memanggang urat malu elitis.
Sebagian Kompasianer penasaran dengan wujud aslinya. Wujud yang bersembunyi di balik daun hijau padi nan subur. Kamuflase sosok Empu pilih tanding di masyarakat tani. Masyarakat agraris. Belumlah agraris di ini negeri.
Jika ingin tahu wujud nyata Engkong, bayangkan saja seorang Empu berjanggut terjurai. Alis panjang memutih tebal. Sorot mata tajam. Ototnya kekar-kekar. Kumisnya membelukar.
Saat Engkong kenthir menulis, di depannya teronggok meja dengan lontar-lontar. Berserakan. Sedang di punggungnya, garang terselempang Golok She Tan.