Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Badai PHK Ruangguru dan Kerja Cerdas Guru

19 November 2022   20:17 Diperbarui: 20 November 2022   14:15 1565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: siswa dan guru. (sumber: KOMPAS/TOTO SIHONO) 

Kabar terbaru menggelinding begitu cepat di jagat media. Perusahaan startup Ruangguru telah melakukan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Entah berapa jumlah pasti karyawan yang terkena PHK.

Mungkin sebanyak "ratusan karyawan" di berbagai level harus kehilangan pekerjaan di perusahaan yang didirikan oleh Belva Devara dan Imam Usman. 

Mengikuti jejak GoTo, perusahaan gabungan startup Gojek dan Tokopedia yang juga telah melakukan PHK terhadap 1.300 karyawannya. (Lihat Sumber)

Prediksi yang Terbukti

Krisis global 2023 sudah diwarning IMF (International Monetery Fund). Organisasi keuangan internasional yang beranggotakan 190 negara ini memperingatkan akan terjadinya situasi ekonomi sulit di tahun 2023.

Menurut IMF, beberapa negara akan gagal membayar utang, serta meramalkan resesi dan pasar yang suram. 

Tahun 2023 mirip resesi yang diperkirakan akibat Perang Ukraina, pandemi covid-19, inflasi, ekonomi Cina yang melambat, dan penguatan nilai tukar dolar AS. (Lihat Sumber)

Prediksi yang mendekati kenyataan dan telah dinyatakan oleh pemerintah untuk diantisipasi. Terbukti menghantam daya tahan perusahaan digital menjelang tahun 2023, khususnya startup yang sempat dibanggakan.

Startup jasa pendidikan termasuk sektor usaha yang sedikit mampu bertahan. Upaya yang dilakukan untuk bertahan melalui pengurangan biaya operasional, pengurangan promosi, hingga melakukan PHK. (Lihat Sumber)

Kerja Cerdas Guru

Sebagai startup (perusahaan rintisan yang belum lama beroperasi), Ruangguru sempat menghebohkan dunia pendidikan nasional. Kehadirannya dianggap sebagai jawaban lambannya dunia pendidikan formal mengikuti kodrat zaman.

Begitu berpengaruhnya kehadiran Ruangguru yang mengusung digitalisasi pembelajaran di kelas maya. Sempat "meruntuhkan moral" para guru di kelas-kelas pembelajaran konvensional.

Gurita Ruangguru juga mulai mengembangkan bisnis lewat promosi di media. Masif melakukan ekspansi pemasaran bisnis jasa pendidikan ke sekolah-sekolah di perkotaan hingga pedesaan.

Ilustrasi siswa belajar berbantu gawai. Sumber: Dokumentasi Pribadi 
Ilustrasi siswa belajar berbantu gawai. Sumber: Dokumentasi Pribadi 

Tetapi, bisnis tetaplah bisnis yang harus ditopang modal yang tidak sedikit dan manajemen yang handal dari terpaan krisis. Manakala krisis ekonomi menghantam, efisiensi jelas jawaban pasti. Hingga PHK tak bisa dihindari.

Apakah merosotnya sektor bisnis jasa pendidikan Ruangguru semata karena krisis ekonomi? Sepertinya tidak. Jawabannyapun dapat ditelusuri di kelas-kelas sekolah formal.

Kodrat zaman mendorong guru mulai melek teknologi dan informasi (TI). Getol mengadopsi dan memodifikasi beragam aplikasi. 

Mulai banyak mengisi platform edukasi online semacam Google Aplications, Microsoft Education, YouTube dan lainnya. Kehadiran para guru sebagai konten kreator tidak perlu diragukan lagi.

Demikian juga dampak terhadap model pembelajaran. Guru mulai cerdas memanfaatkan kelas maya. Pintar menghidupkan kelas konvensional dengan aplikasi teknologi mutakhir. Menerapakan model belajar blended learning sesuai tuntutan zaman.

Bagaimana dampaknya ke siswa? Jangan remehkan kemampuan anak zaman. Kodrat zaman telah membentuk mereka cerdas memanfaatkan teknologi dan informasi dengan tuntunan guru untuk pembelajaran. 

Aplikasi canva, kinemaster dan lainnya sudah mereka kuasai untuk menggali konten, mendukung proses dan merancang produk pembelajaran.    

Wasana Kata

Pengajaran adalah bagian dari pendidikan. Mengajar dapat dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja, asalkan dilakukan secara profesional. 

Tetapi pendidikan, membutuhkan proses berkesinambungan dan menjadi tanggung jawab bersama dengan sekolah dan khususnya guru sebagai tulang punggungnya.    

Di zaman pesatnya perkembangan teknologi dan informasi, guru wajib menuntun dan memfasilitasi sesuai kebutuhan siswa. Kodrat zaman tak dapat ditolak dan dihindari. 

Teknologi informasi telah menjadi bagian pijakan pasti di dunia pendidikan dan pengajaran yang harus dihadirkan di kelas konvensional.

Ingin menguji kemampuan guru dan siswa memanfaatkan teknologi informasi untuk pembelajaran? Atau sekedar ingin melihat kemampuan siswa mencipta movablebook, flipbook, dan lainnya? Boleh buktikan. 

Datanglah ke sekolah-sekolah formal. Tengoklah kelas-kelas yang katanya "masih konvensional".  

Referensi: 1, 2, 3, 4.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun