Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Aplikasi untuk Gaya Belajar Auditori, Visual, dan Kinestetik

7 Oktober 2022   04:35 Diperbarui: 8 Oktober 2022   05:44 5885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abad 21 identik dengan pesatnya perkembangan teknologi informatika. Menjadi tonggak era globalisasi. Suatu zaman yang "seakan" tanpa sekat dan segala hal mampu dijangkau serta dihadirkan lewat bantuan teknologi informatika.

Lembaga pendidikan harus dinamis dan antisipatif mengikuti perkembangan zaman. Sehingga membutuhkan kurikulum yang adaptif dan dinamis dalam hal perubahan yang diperlukan.

Kurikulum Merdeka Menjawab Tantangan Zaman

Pandemi Covid-19 berdampak pada sendi kehidupan, khususnya kegiatan pendidikan. Menyadarkan pentingnya transformasi kurikulum sebagai langkah strategis bangsa untuk menghadapi tantangan abad 21. Sehingga lahirlah Kurikulum Merdeka.

Implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan satuan pendidikan sesuai tuntutan zaman. Tetapi, tetap berlandaskan Pancasila sebagai pandangan hidup berbangsa dan bernegara.

Hakikat Pembelajaran Berdiferensiasi

Kurikulum Merdeka mempersyarakatkan kegiatan belajar sesuai kebutuhan siswa. Mengedepankan konsep pembelajaran berdiferensiasi yang merupakan pembelajaran memfasilitasi kebutuhan siswa dan tantangan bagi guru.

Ada tiga jenis diferensiasi yang harus dilakukan guru, yaitu: (1) diferensiasi konten, berkaitan dengan materi ajar yang bermacam-macam, tetapi tetap terintegrasi dengan satu topik berdasarkan tujuan pembelajaran; (2) diferensiasi  proses, berkaitan dengan proses belajar yang berbeda antar siswa berdasarkan latar belakangnya, mempersyaratkan guru memahami gaya belajar siswa yang berbeda dan lainnya; dan (3) diferensiasi produk, mengarah pada pembelajaran tentang produk apa yang akan dihasilkan.

Berkaitan diferensiasi proses, khususnya gaya belajar, DePorter dan Hernacki membagi gaya belajar ke dalam 3 kelompok: (1) Gaya belajar visual, berfokus pada penglihatan; (2) Gaya belajar auditori, mengandalkan pendengaran sebagai penerima informasi dan pengetahuan; dan (3) Gaya belajar kinestetik, menyenangi belajar yang melibatkan gerakan. (Lihat Sumber)

Untuk memfasilitasi belajar berdasarkan perbedaan kebutuhan siswa, maka perbedaan gaya belajar harus dibantu media pembelajaran yang sesuai. Kesemuanya dirancang guna meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.

Aplikasi Online yang Memfasilitasi Gaya Belajar Siswa

Pertama, podcast berbantu aplikasi anchor.fm. Produk berupa rekaman suara (audio) yang dapat ditambah latar musik untuk gaya belajar auditori.

Diperlukan naskah yang sudah dirancang sedemikian rupa untuk dibacakan dengan memanfaatkan aplikasi online anchor.fm. Hasil rekam pembacaan naskah bisa disisipkan musik yang sesuai dengan konten naskah.

Misal naskah drama tragedi, sudah disediakan pilihan musik bernuansa tragedi di anchor.fm. Sehingga hasil rekaman suara menjadi seakan lebih menjiwai narasi pada naskah yang dibacakan.

Contoh podcast rancangan penulis

Kedua, Video berbantu aplikasi Canva.com untuk gaya belajar visual. Canva adalah alat bantu desain dan publikasi online. Banyak fitur yang ditawarkan Canva (khususnya Canva Pro) untuk membuat desain termasuk video pembelajaran. (Lihat Sumber)

Melalui menu video, guru dapat mengeksploitasi template dan lainnya yang sudah disediakan Canva. Bahkan disediakan menu rekaman yang terintegrasi dengan kamera dan microphone yang sudah terkoneksi komputer maupun gawai.

Hasilnya, sebuah produk media video hasil karya sendiri sesuai jangkauan yang ingin dituju perancang video. Media pembelajaran video berbantu Canva sangat cocok digunakan oleh siswa bergaya belajar visual dengan tampilan atraktif berupa gambar, text, dan suara yang mengagumkan. Tentu siswa bergaya belajar visual lebih terlayani untuk meningkatkan proses pembelajaran.

Contoh video rancangan penulis:


Ketiga, aplikasi pembuat Flipbook berbantu aplikasi online heyzine.com. Flipbook sangat cocok digunakan siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik.

Banyak pilihan aplikasi online pembuat flipbook selain heyzine.com, seperti anyflip.com dan publuu.com. Kesemuanya sangat mudah mengeksekusi rancangan power point, buku format pdf, dan video menjadi bentuk flipbook.

Aplikasi heyzine.com dan publuu.com sudah terintegrasi dengan Canva. Artinya, dengan membuat rancangan video atau power point berbantu aplikasi Canva, maka langsung dapat dibentuk flipbook yang interaktif lewat aplikasi heyzine.com dan atau publuu.com.

https://heyzine.com/flip-book/b2e3ce51d2.html

Sekian dan semoga bermanfaat.

Referensi: 1, 2, 3, 4

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun