Senyampang baru meninggalkan bulan kemerdekaan, sepatutnya implementasi Kurikulum Merdeka dapat mengubah mindset model pembelajaran guru dari gaya lama ke pembelajaran berbasis proyek. Sehingga pembelajaran berbasis proyek dapat memberikan manfaat bagi siswa di antaranya:
Pertama, membiasakan siswa mengenal masalah. Harapannya, siswa mendapatkan pengalaman belajar untuk berpikir kritis. Mampu mengamati, menghubungkan fenomena alam, dan menemukan solusi terbaik terhadap masalah yang ditemukan dan atau dihadapi.
Kedua, siswa terbiasa menyusun rancangan proyek. Dalam merancang proyek dibutuhkan kolaborasi antar siswa untuk menemukan dan menyusun rancangan proyek baik oleh siswa dan atau atas bimbingan guru. Harapannya, akan memunculkan pola berpikir sistimatis dan kritis (critical thinking), mengembangkan kreativitas (creative), mampu bekerjasama (collaboration), dan mengkomunikasikan (communication).
Pembelajaran berbasis proyek membutuhkan instrumen terkait teknik pengumpulan data. Apa, kapan, dimana, siapa, mengapa, dan bagaimana proyek diterapkan harus didasarkan rencana kerja terstruktur dan implementatif. Sehingga target proyek  dan capaian pembelajaran dapat terwujud secara efektif dan efisien.
Ketiga, siswa terbiasa melaksanakan dan memonitoring proyek. Pelaksanaan proyek terkait dengan kemampuan analisis, sikap berbagi, mengembangkan komunikasi, pengambilan keputusan, dan kemampuan memanfaatkan media dalam kelompok kerja. Sistem kerja kolaboratif dan analisis komprehensif jelas akan didapat sebagai pengalaman berharga bagi siswa dengan penerapan pembelajaran berbasis proyek.
Keempat, siswa mahir mengolah hasil proyek dalam berbagai bentuk. Proyek yang telah dilaksanakan bisa disajikan dalam bentuk laporan tertulis (artikel, kliping, buku), audio (rekaman suara), dan atau audio visual (rekaman video).
Kesemuanya masih dapat dikembangkan dengan mengeksplorasi kreativitas dalam bentuk karya tulis atraktif berbantu aplikasi teknologi, mading 3 dimensi, maupun bentuk lain inovasi. Semoga