Dirgahayu 77 Tahun Indonesia, dihiasi kepercayaan dunia internasional sebagai Presidensi G20 Indonesia 2022. Forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU).
Presidensi G20 Indonesia 2022 merupakan momentum menguatnya peran Indonesia di kancah global untuk ke sekian kali. Sekaligus tantangan berat mengingat dunia masih dihantui pandemi dan konstelasi politik kawasan yang dikhawatirkan memicu Perang Dunia III.
Sangatlah tepat tema "Recover Together Recover Stronger" yang diusung Indonesia dalam memimpin dan sekaligus sebagai tuan rumah G20 2022. Sebagai pijakan pemulihan dan eksistensi ekonomi domestik serta global.
Kejayaan Peran Indonesia di Kancah Global
Indonesia lahir dari sejarah panjang sebagai kawasan jajahan. Penindasan, kemiskinan, perpecahan, dan penderitaan melekat seiring lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sebagai negara berdaulat yang kaya sumber daya alam dan jumlah penduduk terbanyak kelima di dunia, Indonesia mempunyai peran penting di kancah global. Ikut memberikan sumbangsih dinamika global dalam berbagai aspek kehidupan.
Konferensi Asia Afrika (KAA) Tahun 1955 di Bandung adalah salah satu warisan Indonesia untuk perdamaian dunia. Tonggak memupus dekolonisasi yang begitu kejam merenggut hak hidup, khususnya bangsa-bangsa di kawasan Asia dan Afrika.
Gerakan Non-Blok (Non-Aligned Movement) wadah bagi 100 negara yang menganggap dirinya tidak beraliansi dengan kekuatan besar manapun. Lahir sebagai reaksi gurita perang dingin yang melibatkan perebutan pengaruh antara Uni Soviet dan Amerika Serikat di dunia.
Tahun 1994 dan 2013, Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation). Forum kerja sama antar 21 ekonomi di lingkar Samudera Pasifik. Saling berinteraksi sebagai entitas ekonomi, dan bukan sebagai negara.
Tujuan APEC untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan di Asia Pasifik. APEC 1994 Indonesia, melahirkan "Bogor Goals" sebagai komitmen kerjasama APEC yang didasarkan tiga pilar, yaitu perdagangan dan investasi yang lebih terbuka, fasilitas perdagangan dan investasi, serta kerjasama ekonomi dan teknik.
Indonesia mengusung tema besar "Resilient Asia Pacific, Engine of Global Growth" di KTT APEC, 1-8 Oktober 2013 di Bali. Menghasilkan 7 Kesepakatan kerjasama ekonomi di kawasan Asia Pasifik.
Peran Indonesia di kancah global jelas membuka mata dunia. Meneguhkan kapasitas dan kepercayaan dunia internasional akan arti penting dan peran Indonesia menjalin konektivitas multilateral, serta kesinambungan berkeadilan dalam mewujudkan kesejahteraan global.
Peran Kunci Indonesia di Presidensi G20 2022
Sukses Presidensi G20 Indonesia 2022 nantinya menunjukkan kapasitas Indonesia di panggung internasional. Sekaligus wujud kepercayaan dunia internasional terhadap peran penting Indonesia ikut aktif mewujudkan pemulihan ekonomi global.
Begitu penting pelaksanaan Presidensi G20 Indonesia 2022, sehingga dalam Struktur Kepanitiaan melibatkan langsung Presiden Joko Widodo sebagai Ketua Pengarah. Ada 3 bidang di bawah pengarah, yaitu Bidang Sherpa Track, Bidang Finance Track, dan Bidang Dukungan Penyelenggaraan Acara.
Bidang Sherpa Track melibatkan Menko Perekonomian. Bidang Finance Track diserahkan langsung ke Menteri Keuangan. Sedangkan Bidang Dukungan Penyelenggaraan Acara melibatkan Mensesneg (Logistik dan Infrastruktur), Menkominfo (Komunikasi dan Media), Mendag (Side Event), dan Panglima (Pengamanan).
Sangat jelas, sukses penyelenggaraan Presidensi G20 2022 bergantung dari kesiapan dan kesigapan Indonesia sebagai tuan rumah. Terpenting, mampu "merangkul" negara anggota G20 untuk mewujudkan pemulihan ekonomi global.
Target Capaian Domestik di Presidensi G20 Indonesia
Sejarah mencatat Indonesia berhasil merangkul berbagai pihak mewujudkan dekolonisasi lewat KAA Tahun 1955 di Bandung. Meneguhkan peran Gerakan Non-Blok sebagai kekuatan penyeimbang di masa Perang Dingin. Melahirkan "Bogor Goals" di APEC 1994.
Riyadh Summit 2020 menetapkan Indonesia sebagai Presidensi G20 pada 2022. Serah terima dilakukan pada akhir KTT Roma (30-31 Oktober 2021).
Target pemulihan ekonomi global tentu bergantung pada hasil pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)/Summit. Merupakan klimaks dari proses pertemuan G20 untuk menguatkan kepemimpinan kolektif global.
Target domestik tentu didasarkan kebermanfaatan G20 untuk memperkuat kemitraan kolektif. Sebagai negara agraris dan maritim, selayaknya Indonesia mengangkat potensi pertanian dan kelautan untuk lebih ditingkatkan produktivitasnya dengan merangkul negara maju di sektor pertanian dan kelautan dalam kemitraan berkesinambungan.
Lewat Pertemuan Tingkat Menteri dan Deputi (Ministerial and Deputies Meeting) maupun Kelompok Kerja (Working Group), delegasi Indonesia bisa lebih spesifik meluncurkan program dan target ekonomi agraris dan kelautan sebagai proyek mercusuar di regional Asia Tenggara.
Demikian pula eksistensi pelaku usaha underserved community perlu lebih dimunculkan sebagai wujud ketahanan ekonomi negara di situasi pandemi dan lainnya. Sehingga pemulihan ekonomi lebih cepat terwujud untuk menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Warisan Ke Depan
Presidensi G20 2022 Indonesia hanya terjadi setiap 20 tahun sekali. Harus dimanfaatkan untuk memberi nilai tambah bagi pemulihan ekonomi domestik dan internasional.
Sektor pemulihan ekonomi domestik hendaknya mampu lebih menggerakkan dan menguatkan eksistensi underserved community. Mengangkat kualitas dan produktivitas sektor usaha wanita, pemuda, UMKM, dan lintas batas.
Konektivitas perdagangan lintas negara dan transisi pemanfaatan teknologi lewat pendampingan maupun bantuan modal usaha di bawah kendali Bank Indonesia perlu diperkuat. Sehingga sektor usaha wanita, pemuda, UMKM, dan lintas batas mampu hadir dan bersaing di tingkat domestik maupun global.
Indonesia merupakan satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang menjadi anggota G20. Sepatutnya lebih mampu tampil sebagai barometer pemulihan ekonomi di kawasan Asia tenggara. Sektor pertanian dan kelautan harus menjadi lebih unggul produktivitas dan kualitasnya dengan lebih mendorong pemanfaatkan teknologi tingkat tinggi yang semakin canggih seperti di Belanda dan negara lainnya.
Akankah dunia internasional begitu menghormati dan mengagumi peran Indonesia di Presidensi G20 masa depan? Kapasitas dan kepercayaan dunia internasional jelas akan terlihat jika underserved community sudah ambil peran aktif di sektor ekonomi domestik dan global.
Target domestik jangka pendek, harapannya terjadi peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman). Kemenparekraf menargetkan kunjungan wisman di tahun 2023 sebanyak 7,4 juta jiwa. Target realistis seandainya pandemi terkendali dan pemulihan ekonomi global terwujud.
Sedangkan di Asia Tenggara, Indonesia diharapkan telah menjadi negara dengan ekonomi terkuat. Disokong majunya sektor pertanian dan kelautan yang semakin modern sebagai ciri khas negara iklim tropis di masa depan. Inilah warisan domestik yang seharusnya diperjuangkan dengan gigih oleh Indonesia di G20 2022. Sehingga di Presidensi G20 berikutnya, Indonesia betul-betul dihormati sebagai negara sukses penyelenggara G20 2022 dengan aksi nyata. Semoga.
Referensi: 1, 2, 3, 4, 5
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H