Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menyikapi "Permainan Kotor" Piala AFF U-19 2022

13 Juli 2022   15:17 Diperbarui: 13 Juli 2022   15:27 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkaca hasil akhir Vietnam vs Thailand di babak penyisihan Grup A Piala AFF U-19, skor 1-1 menyisakan perdebatan sengit di jagat media. Timnas Indonesia yang mengemas 15 gol akhirnya tersingkir secara dramatis.

Aturan main head to head memaksa Timnas Garuda dan netizen memupus kembali harapan merengkuh "Juara" untuk kedua kali. Menyisakan perjuangan heroik untuk kembali bangkit di event lainnya.

Pembelajaran Berharga

Permainan Timnas Indonesia di berbagai level seibarat mesin diesel. Lamban panas dan mampu tampil trengginas setelah memulai laga awal yang meragukan. Baik dari segi penampilan dan produktivitas gol.

Alhasil, Timnas Indonesia sering dihujat dan diremehkan baik oleh netizen maupun lawan. Sehingga pemeo "Menang Dipuja, Kalah Dihina" selalu mengiringi perjalanan pertandingan Timnas Garuda di semua level dan event.

Kejadian "Sepakbola Gajah" Thailand vs Vietnam di Piala AFF U-19 2022, dari kaca mata Bangsa Indonesia patut menjadi pembelajaran berharga. Khususnya Timnas Garuda di semua level.

Jadikanlah cambuk untuk lebih tegar menyongsong langkah ke depan. Mempersiapkan dan membuktikan kepada dunia lewat Piala Dunia U-20 Indonesia bahwa Timnas Garuda bukanlah tim medioker. Tim yang sekedar penggembira saat ditunjuk sebagai tuan rumah.

Sekelumit Catatan

Bagaimanapun, Thailand dan Vietnam di atas kertas telah melangkah ke babak semifinal. Tidak ada gunanya bagi Garuda Muda untuk meratapi kegagalan demi kegagalan. Patut menjadi catatan tersendiri untuk mengukir prestasi yang lebih baik lagi.

Berikut sekelumit catatan berharga menyikapi "permainan kotor" Piala AFF U-19 2022:

Pertama, Timnas Garuda bermainlah dengan semangat gotong royong. Tidak terfokus pada kemampuan individual. Justru kemampuan individual harus menopang soliditas dan menjadi motor produktivitas gol. Sudah dibuktikan saat melawan Brunei, Philipina, dan Myanmar di gelaran Piala AFF U-19 2022.

Kedua, konsisten meraih kemenangan di tiap laga dari awal hingga akhir suatu event. Dalam pertandingan hanya ada kalah dan menang untuk mendapat label "Juara Sejati". Kemenangan adalah pengakuan tim hebat yang mampu melumat lawan. Bukan sekedar bermain gagah dan cantik, tetapi tidak mampu menciptakan gol untuk diakui sebagai pemenang.

Ketiga, junjung tinggi dan wujudkan sportivitas nyata. Jangan mau main mata dan main suap. Melecehkan martabat pemain dan kebanggaan sebagai bangsa yang besar. Bangsa yang lahir dari sejarah darah juang pantang menyerah dan bangsa yang pantang melecehkan harga diri.

Wasana Kata

Jangan larut dalam kekecewaan dan kesedihan. Garuda Muda, kalian telah menunjukkan sebagai yang terbaik dan kualitas permainan yang paling baik. Dalam permainan pasti ada kalah dan menang. Ada juara dan penantang juara. Bersiaplah kembali mengukir prasasti sebagai "Jawara".

Jangan lagi menghujat dan berkeluh kesah. Junjung tinggi semangat dan kemajuan permainan Timnas Garuda. Tim yang mampu mewujudkan jati diri sebagai "Juara Sejati" dan sebagai tim terbaik tanpa cela di tiap event. Semoga.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun