Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, menjelang Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah penulis mendapatkan K-Rewards lebih dari 3 juta rupiah. Rezeki yang tak terduga.
Alhasil, istilah "Lembiru" (lempar dan beli baru) terlaksana menggantikan smartphone jadul penulis. Smartphone yang telah menemani penulis sejak tahun 2010. Jelas produk yang ketinggalan segalanya.
Berbekal smartphone baru, hunting tempat-tempat wisata selama lebaran lebih smart dapat penulis jelajah. Terpenting, mendokumentasikan dalam bingkai foto yang lebih baik kualitas tampilannya untuk diunggah ke artikel.
Berbekal smartphone yang kualitas kameranya cukup mumpuni, kali ini penulis menjelajah Kampung Perkebunan Gumitir. Merupakan kampung peninggalan zaman penjajahan Belanda lengkap dengan pabrik pengolah kopi, rumah dinas manager, dan kantor administrasi.
Bagi penumpang kereta api yang melewati jalur Surabaya-Banyuwangi atau sebaliknya, pasti mendapatkan sensasi menakjubkan. Sepanjang jalur Mrawan dan Garahan di Kabupaten Jember, dapat melewati Terowongan Mrawan dan Terowongan Garahan.
Lebih sensional lagi saat melintasi jembatan panjang di jalur Mrawan yang di bawahnya terdapat perkampungan. Dapat terlihat jelas deretan rumah-rumah, pabrik, perkantoran, dan jalan makadam peninggalan zaman penjajahan Belanda.
Tetapi, rasa penasaran tetap ada. Pikiran terkadang terusik ingin melihat lebih dekat Kampung Heritage Perkebunan Belanda di Gumitir.
Dikatakan heritage karena masih melestarikan wujud asli bangunan deretan rumah penduduk, perkantoran, dan rumah manager.
Pertanyaan berkecamuk di pikiran. Seperti apa wujud dari dekat? Benarkah masih mempertahankan wujud asli bangunan seperti pada zaman penjajahan Belanda? Perlu penelusuran lebih dekat.
Penelusuran ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan Kereta Api Mini yang ada di Rest Area n Cafe Gumitir. Berikut penulis tampilkan foto-foto dari dekat nan keren:
Penulis dan keluarga memanfaatkan Kereta Api Mini yang ada di Rest Area n Cafe Gumitir. Cukup dengan 30 ribu rupiah/orang dewasa dan gratis untuk usia anak, bersiaplah diantar ke Kampung Heritage Perkebunan Belanda di Gumitir.
Agar lebih leluasa menjelajah dan tidak mengganggu kenyamanan pengguna lainnya, penulis sarankan bawa rombongan besar dan sewa Kereta Api Mini untuk rombongan khusus.
Tips ini diperlukan mengingat saat tiba di Kampung Heritage bisa lebih meminta waktu yang cukup kepada sopir untuk blusukan dan mengambil foto sesuai kebutuhan.
Jangan khawatir, sopir dan kernet akan ramah melayani sampai puas menjelajah. Jangan lupa juga bawa minuman dan makanan secukupnya karena dibutuhkan waktu sekitar 1 jam pergi dan balik lagi ke Rest Area n Cafe Gumitir. Â Â
Perjalanan di mulai melewati jalan makadam yaitu jalan berbatu tanpa aspal. Terasa goyangan Kereta Api Mini yang memodifikasi mobil pick up Chevrolet.
Menurut sopir, sengaja jalanan oleh pihak pengelola perkebunan tidak diaspal untuk mengurangi kenyamanan akses pencuri kopi dan coklat di area Perkebunan Gumitir.
Â
Memasuki kawasan Kampung Heritage Perkebunan Gumitir terlihat deretan rumah buruh perkebunan. Bentuk rumah sama, hanya berupa petak-petak rumah berjejer.
Terlihat mayoritas masih asli bentuknya dari zaman penjajahan Belanda. Andaipun ada perubahan terbatas hanya pada pintu dan jendela. Itupun hanya beberapa rumah.
Terdapat sungai membelah Kampung Heritage Perkebunan Gumitir. Lebih menarik lagi ada latar jembatan kereta api (KA) yang menghubungkan jalur KA Jember-Banyuwangi. Asyik banget untuk latar foto instagramable.
 Â
Memasuki kawasan kantor administrasi dan rumah dinas manager, terdapat pos keamanan yang biasanya mengamanatkan "Tamu Wajib Lapor". Berhubung hari lebaran, aktivitas kantor libur dan tampak sepi.
Penumpang Kereta Api Mini akan diberi waktu untuk berfoto ria oleh sopir. Aktivitas berfoto ria sudah mendapat izin dari pihak pengelola Perkebunan Gumitir. Nah, silahkan datang dan jelajah. Manfaatkan Kereta Api Mini di Rest Area n Cafe Gumitir.
Semoga bermanfaat.Â
Baca Juga:Â Foto Kereta Api di Bibir Terowongan Mrawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H