Letak georafis Kecamatan Glenmore yang strategis inilah yang dilirik dan dijadikan jalur penyambung Pantai Selatan Jawa (Pansela Jawa). Membelah lereng dan bukit "Pagergunung" di wilayah Kecamatan Glenmore. Menyambung jalur Pansela Jawa dari Kabupaten Jember ke Kabupaten Banyuwangi. Â Â
Topografi Glenmore dan Keunikan Nama Treblasala
Kondisi cuaca di Kecamatan Glenmore lebih dingin pada malam dan pagi hari. Musim hujan cenderung lebih lama dibanding musim kemarau. Kondisi ini dipengaruhi adanya Gunung Raung di sebelah utara dan banyaknya pegunungan membentuk tapal kuda yang membentang dari selatan, barat, dan utara.
Wilayah Kecamatan Glenmore dilewati beberapa sungai. Seperti Sungai Cerung, Sungai Takir, Sungai Manggis, Sungai Sepanjang, Sungai Telepon, Sungai Ontobugo, dan Sungai Kempit. Penanda bahwa wilayah Glenmore tanahnya subur dan tidak kekurangan debit air.
Aliran sungai yang melewati Kecamatan Glenmore mengalir dari arah utara ke selatan. Memungkinkan sistem pengairan untuk lahan pertanian tercukupi. Sedangkan kawasan hutan dan perkebunan cukup mendapat air dari curah hujan yang lebih panjang masa musimnya.
Kesuburan dan topografi wilayah Glenmore yang berbukit inilah yang mendorong pihak Pemerintah Hindia Belanda melakukan ekspansi imperium. Semakin menggurita dengan berlakunya "Open Door Policy".
Peran swasta mendapatkan kesempatan luas untuk menanamkan modal di bumi Indonesia. Memungkinkan pengusaha-pengusaha swasta (khususnya Eropa) membuka lahan perkebunan termasuk di Bumi Blambangan dan sekitarnya.
Kendala akses jalan untuk membuka mata rantai transportasi daratpun dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda. Terowongan Kereta Api Mrawan dan Garahan adalah bukti sejarah tak terbantahkan, bahwa Pemerintah Hindia Belanda menyokong penuh penanaman modal swasta dengan dibukanya perkebunan-perkebunan milik pengusaha Eropa.