Sudah digariskan
Bahwa duka lara disebabkan keakuanmu
Namun "aku adalah aku", katamuEngkau merangkul malam dan meniduri siang
Dalam selubung kenikmatan ujung jari
Ataukah ujung lidahmu telah sakau?
Sudah berulang kali diingatkan
Jangan lakukan dan jangan ulangi
Namun, gunturpun tak mampu menyadarkanmu
Kini, engkau merintih dan meraung kesakitan
Apakah akan sampai pada batas kesadaranmu?
Ataukah "aku adalah aku", masih kukuh memapah hidupmu
Dalam selubung kenikmatan ujung jari
Ataukah ujung lidahmu telah sakau?
Jangan lakukan dan jangan ulangi
Namun, gunturpun tak mampu menyadarkanmu
Apakah akan sampai pada batas kesadaranmu?
Ataukah "aku adalah aku", masih kukuh memapah hidupmu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!