Sang surya mulai meninggi. Meninggalkan persinggahan di setengah perjalanan siang hari. Pasar Rebo yang semula ramai. Tumpah ruah beraneka barang dagangan. Begitu ramai para pedagang dan pembeli. Mulai tampak sepi.
Pojok tenggara Pasar Rebo satu hari menjelang hari raya hanya meninggalkan tiga pedagang ayam. Termasuk Kakek Hasan yang kembali muncul dari arah utara. Arah Masjid Jamik Kejayan biasa para pedagang dan orang-orang sekitarnya melakukan ibadah salat.
"Belum ada pembeli, Cup?" Tanya kakek Ucup.
"Belum, Kek."
Ucup menjawab pendek. Lantas turun dari kotak kandang ayam yang cukup kokoh berbahan kayu meranti dan bambu petung.
Kakek Hasan mengambilkan sarung kumal Ucup yang menggantung di dinding papan kayu tempat bersandar,"Ya sudah. Sana, cepat salat Zuhur."
"Selesai salat Zuhur, Ucup boleh menemani kakek lagi di sini?" Tanya Ucup sembari mengambil sarung kumal dari tangan kakeknya.
Kakek Hasan memandang Ucup dengan tatapan sejuk dan menjawab singkat,"Boleh."
Ucup segera melangkah ke Masjid Jamik Kejayan. Langkahnya dipercepat seraya sesekali melompat girang. Kakek Hasan tak berkedip melihat gerak sigap langkah Ucup hingga menghilang di tikungan jalan arah masjid. Lantas tersenyum.
***