Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pengalaman Kecelakaan di Jalan Raya dan Merasakan Tulang Terbelah

22 Januari 2022   14:16 Diperbarui: 22 Januari 2022   14:30 1286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kecelakaan di jalan raya. Sumber: fsHH on pixabay.com

Takdir (nasib) manusia dan makhluk hidup memang tidak dapat diduga. Kebahagiaan silih berganti dengan kesedihan pasti dirasakan dan dijalani.

Bahkan kematian seakan datang tiba-tiba. Menghentak rasa iba bagi orang-orang yang melihat. Mendatangkan kepiluan akan kehilangan sosok orang yang sangat dekat dengan kehidupan kita.

Pengalaman Kecelakaan di Jalan Raya  

Akhir-akhir ini, berita kecelakaan di jalan raya sering menghiasi media. Bahkan begitu detail tergambar lewat unggahan konten video dan foto secara langsung.

Di Kota Probolinggo, Bus Borobudur mengalami rem blong dan menyeruduk beberapa kendaraan. Sedangkan di Kota Balikpapan truk tronton juga mengalami rem blong, menyeruduk kendaraan di depannya dan menimbulkan korban nyawa maupun luka-luka.  

Alhasil, kondisi korban yang mengenaskan terpampang jelas. Memberikan gambaran kondisi nyata di tempat kejadian pada waktu yang sama.

Penulis sendiri pernah mengalami kecelakaan di jalan raya. Tepatnya di tahun 2010 saat mengantarkan salah seorang murid SMP ke dinas pendidikan mengendarai sepeda motor.

Kejadian di Pertigaan Jati-Kota Probolinggo. Tiba-tiba ada anak SMA mendahului dan memotong laju lurus kendaraan penulis tanpa kode lampu sein (lampu tanda belok).

Begitu cepat kejadiannya dan tidak dapat dihindari. Sepeda motor dan penulis terbanting ke aspal. Terseret cukup jauh sekitar delapan meter.

Saat terhenti, posisi kaki kanan tepat di bawah mesin. Lengan kanan bertumpu pada aspal termasuk sisi wajah sebelah kanan.

Akibatnya, tempurung lutut kaki kanan mengalami dislokasi (tulang tempurung lutut yang bergeser secara total). Lengan kanan luka cukup parah. Bagian wajah beruntung terlindungi helm teropong. Kaca helm tergores cukup parah.

Seketika keringat hangat mengucur deras. Lutut yang dislokasi menyebabkan tidak bisa berdiri. Akhirnya dibopong oleh orang-orang di sekitar lokasi kejadian.

Sesampainya di pinggir jalan, terlihat jelas dislokasi lutut kaki saat celana disingkap. Sangat terasa sakitnya dan membengkak secara tiba-tiba.

Pertolongan Pertama Kurang Tepat

Atas saran beberapa teman, segera penulis dibawa ke sangkal putung, teknik pengobatan tulang tradisional yang dipercaya masyarakat sanggup menyembuhkan tulang dislokasi, bahkan tulang putus dapat disambung lagi.

Sesampainya di sangkal putung, kaki kanan penulis dipaksa ditekuk dan diluruskan beberapa kali. Mungkin maksudnya untuk membetulkan letak posisi tempurung lutut.

Sakitnya luar biasa, masih dapat penulis tahan. Tetapi, denyut jantung yang seakan ingin berhenti di lima kali tekuk memaksa penulis meminta berhenti.

Posisi lutut memang kembali ke tempurung, tetapi selama lima hari bengkak tidak berkurang dan rasa nyeri begitu hebat menyiksa.

Selama dua hari, jika ingin ke kamar mandi terpaksa kaki diseret. Hari ketiga bisa berdiri dengan bantuan kruk, tetapi bengkak dan nyeri semakin menjadi.

Pengobatan Lewat Medis

Hari keenam, penulis akhirnya memutuskan lewat teknik kedokteran (medis). Mengesampingkan dan membuang jauh pendapat lain yang masih berharap lewat penyembuhan alternatif.

Langkah awal dilakukan rontgen (mengambil gambar bagian dalam dari tubuh seseorang). Hasil rontgen dan analisa dokter ahli tulang sangat jelas, tulang di bawah tempurung terbelah.

Langkah medis wajib operasi pasang pen (implan berbahan titanium untuk memperbaiki kerusakan tulang akibat patah atau retak). Tidak ada pertimbangan lain untuk proses sembuh dan kembali dapat beraktivitas seperti sedia kala.

Beruntung, sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) biaya terbantukan dari Askes (Asuransi Kesehatan). Biaya beli pen hanya terbebani 40%, sedangkan biaya lain-lain (termasuk prosedur operasi) ditutup dari Askes.

Implan dan baut yang sepuluh bulan tertanam di tulang. Sumber: Dokumentasi Pribadi 
Implan dan baut yang sepuluh bulan tertanam di tulang. Sumber: Dokumentasi Pribadi 

Operasi berlangsung satu jam. Masuk rawat inap kembali untuk proses rehabilitasi. Praktis semalam menahan rasa linu luar biasa di kaki kanan karena terpasang implan, dua baut seukuran telunjuk, dan tiga baut seukuran kelingking.

Keesokan harinya (sore hari), penulis diperbolehkan pulang dengan bekal obat dan jadwal cek kembali hasil operasi. Setelah dua hari di rumah, bengkak hilang dan hari kelima sudah terapi jalan.

Berkat keinginan kuat dan mengikuti anjuran dokter ahli tulang, berselang sepuluh bulan implan dilepas lewat prosedur operasi. Alhamdulillah, penulis dapat beraktivitas normal kembali.    

Wasana Kata

Tetap berhati-hati dan jaga keselamatan bersama di manapun berada. Sebab nasib sial dan bahkan maut dapat terjadi di mana dan kapan saja oleh ulah siapa maupun apa saja.

Terima takdir sebagai bagian dari kehidupan jika tertimpa musibah. Jadikan sebagai pengalaman berharga untuk lebih berhati-hati dan waspada.

Kecelakaan transportasi memang kerap terjadi, bahkan menimbulkan korban nyawa yang tidak sedikit. Mendatangkan kesedihan bagi yang ditinggalkan.

Andai kecelakaan transportasi mengakibatkan cedera fisik, jangan ragu untuk menggunakan jalur medis. Lakukan terlebih dahulu rontgen jika mengalami cedera tulang.

Terpenting, jangan ragu menggunakan jalur medis. Teknologi kedoktean semakin canggih dan jelas terbantu biaya pengobatan dengan program Asuransi Kesehatan (Askes).  

Sekian dan semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun