Sumbangsih besar dari tokoh partai pendukung dan kesediaan Prabowo dan Sandiaga sebagai rival duduk di Kabinet Indonesia Maju, mendorong Jokowi mempersilakan menteri jajarannya mempromosikan diri guna menyambut pilpres 2024.
Seibarat kandang petarung, Jokowi tidak menutup mata dan mengunci selamanya. Kandang para kandidat di gerbong Indonesia Maju telah dibuka lebar. Â Â
Hak Sepenuhnya PresidenÂ
Sebagai presiden selama dua periode, Jokowi tentu sangat paham betul apa yang ada di pikiran para calon kandidat yang akan bertarung di pilpres 2024.
Pengalaman politik yang dijalin dari kursi walikota, gubernur, hingga presiden tentu mempengaruhi kebijakan yang digulirkannya.
Politik kandang terbuka Jokowi tidak bisa dilepaskan dari tipikal "blusukan". Memberi ruang selebarnya kepada para pembantunya yang sekaligus calon kandidat di pilpres 2024 untuk lebih dekat dengan pendukungnya. Â
Ada titipan tiga ciri utama Nawacita Jokowi "Negara Hadir, Membangun dari Pinggiran, Revolusi Mental", Â untuk dapat dilanjutkan bagi penerusnya. Khususnya dari tokoh yang pernah di dalam satu gerbong perjuangan.
Apakah yang dilakukan Jokowi salah? Jelas tidak! Ada kepentingan lebih luas yang dipikirkan secara berkesinambungan.
Politik kandang terbuka Jokowi adalah lampu hijau. Merupakan kesempatan emas bagi para menteri yang akan bertarung di pilpres 2024 untuk lebih dekat dengan para pendukung.
Tanggung jawab di pundak para menteri sekaligus kandidat capres dan cawapres yang besar setimpal dengan peluang menjaring harapan seluasnya dari bangsa yang besar ini.
Kandang politik sudah terbuka lebar dan segala kemungkinan masih terbuka untuk melanjutkan pembangunan secara tepat guna lewat Kursi RI 1. Semoga.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI