"Dari pojok sana!" Jawab Juwita sambil mengisyaratkan gerak ke arah tempat rimbun di pojok lapangan sekolah.
"Kembalilah."
"Tidak mau!"
"Kembalilah. Kasihan Juwita, waktunya belajar bukan bermain."
"Aku bilang tidak mau!. Aku ingin bermain dengan Juwita!"
Ikhtiar Semampunya
Juwita memberontak. Berusaha lepas dari genggaman erat teman-temannya. Dibantu Pak Hazar dan yang lain, Juwita kembali ditidurkan.
Aku mendekati Juwita dan membisikkan sesuatu di telinganya.
"Kembalilah dan jangan ganggu Juwita."
"Aku ingin bermain dengan Juwita dan hanya Juwita teman bermainku!" Jawab Juwita yang seakan jawaban anak lain yang mengaku teman Juwita.
Aku segera mundur dua langkah. Membaca tawasul dan amalan bacaan lainnya, khususnya ayat kursi.
Juwita semakin tajam memandangku, sama sekali tak berkedip. Saat bacaan ayat kursi hampir mencapai tujuh kali bacaan, ada kekuatan yang berusaha masuk dari ubun-ubun dan menjalar masuk ke tengkukku.