Bagaimana peran ASEAN untuk mendamaikan konflik Myanmar? Jelas tumpul. Mungkinkah disebabkan karena berbenturan dengan tujuan ZOPFAN mewujudkan netralitas kawasan?...
Kontradiksi ini terlontar dari analisis kritik sebagai kerangka kerjasama perdamaian yang ambigu. Sangat menarik untuk dibahas mengingat aktualitas dan faktualnya jika memang "ada benturan" memaknai Deklarasi ZOPFAN. Terpenting, harus tetap dicarikan jalan keluar terbaik berlandaskan win-win solution tanpa mengganggu stabilitas kawasan secara luas.
Peran ASEAN di Konflik MyanmarÂ
Fakta, peran ASEAN tumpul mendamaikan konflik ASEAN. Lewat berbagai sumber berita dan kecanggihan teknologi, data dan fakta perkembangan maupun korban konflik di Myanmar begitu mudah diakses.
Argumentasi terlontar, mengapa ASEAN gagal ikut andil mendamaikan konflik di internal kawasan? Bagaimana cara terbaik ASEAN untuk meredam konflik Myanmar? Begitu mengemuka dan terus mencipta tanda tanya membola.
Pertanyaan-pertanyaan, diskusi logis menuju pada satu titik kesimpulan. Betulkah ASEAN tumpul mendamaikan konflik kawasan karena terikat kesepakatan ZOPFAN?... Utamanya saling bentur dan tarik ulur mewujudkan kawasan Asia Tenggara bebas damai (Peace and Freedom) di satu sisi, tetapi di sisi lain harus netral (Neutrality).
Wasana Kata
Menemukan solusi terbaik dan didukung argumentasi faktual perlu terus dikembangkan demi terwujudnya kembali perdamaian dan rasa aman kawasan.
Gagasan faktual perlu dikemukakan di forum argumentatif. Menemukan solusi bijak untuk menghentikan konflik Myanmar dan jangan dibiarkan berlarut.
Kawasan Asia Tenggara bukanlah kawasan ekslusif dan mengisolir dari pengaruh dan atau perkembangan luar.
Andaipun ASEAN kurang bertaring dan justru penguasa militer Myanmar ganti menggigit wibawa ASEAN, klausul ZOPFAN Â sebagai kerangka perdamaian dan kerja sama yang tidak hanya terbatas di kawasan Asia Tenggara tetapi mencakup kawasan Asia Pasifik dapat menjadi pintu negara-negara berpengaruh di kawasan Asia Pasifik ikut berperan serta menyelesaikan konflik Myanmar.
Solusi terbaik sangat jelas, secepatnya memberlakukan gencatan senjata, menekan penguasa militer Myanmar untuk segera mengakomodir kepentingan lebih luas bangsa Myanmar duduk dalam satu meja perundingan damai. Kembali menggelar pemilu demokratis dengan pantauan dunia internasional. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H