Konflik Myanmar kembali menghebohkan kawasan Asia Tenggara. Bahkan sempat menjadi magnet media internasional.
Konflik yang diawali peristiwa kudeta 1 Februari 2021, begitu mengagetkan mata dunia.
Demonstrasi besar-besaran meledak di berbagai penjuru kota Myanmar hingga pedesaan. Jutaan rakyat Myanmar turun ke jalan-jalan untuk memprotes tindakan junta militer.
Namun, berbagai aksi heroik yang diwarnai jatuhnya korban tak mampu membendung syahwat politik junta Militer pimpinan panglima tertinggi Min Aung Hlaing.
Begitupun tekanan kawasan regional dan internasional, tak mampu menggoyahkan kekuatan junta militer menduduki kursi pemerintahan atas nama kecurangan pesta demokrasi.
Negara-negara anggota ASEAN dibuat membisu dan "seakan menutup mata". Padahal Deklarasi ZOPFAN telah menegaskan keinginan bersama untuk mewujudkan rasa aman, damai, sejahtera, dan stabilitas politik di kawasan Asia Tenggara.
ZOPFAN dan Kacamata Kuda ASEAN
Dikutip dari laman setnas-asean.id, ZOPFAN (Zone of Peace, Freedom and Neutrality) adalah kerangka perdamaian dan kerja sama yang tidak hanya terbatas di kawasan Asia Tenggara tetapi mencakup kawasan Asia Pasifik yang lebih luas, termasuk dengan negara-negara besar (major powers) dalam bentuk tindakan menahan diri secara sukarela (voluntary self-restraints).
Media online Kompas, Edisi 13 Juli 2021 mengangkat "Alasan dan Deklarasi ZOPFAN di ASEAN yang dapat digarisbawahi sebagai berikut:
Deklarasi Zopfan menjadi salah satu bentuk kerja sama negara ASEAN di bidang politik dan keamanan. Deklarasi Zopfan dilatarbelakangi pengaruh kekuatan dari luar dan keinginan negara anggota ASEAN mewujudkan rasa aman, damai, sejahtera, dan stabilitas politik di kawasan ini. Jadi sangat jelas tujuan ZOPFAN untuk menangkal intervensi asing dan juga menciptakan wilayah Asia Tenggara menjadi kawasan yang bebas, damai, serta netral di kawasan ASEAN.Â
Terkait konflik Myanmar dengan tujuan ZOPFAN, ada kontradiksi pada tujuan mewujudkan ASEAN sebagai kawasan damai.
Konflik Myanmar jelas terlihat dan dirasakan oleh negara-negara anggota ASEAN. Tetapi, "seakan sekedar dilihat" tanpa mampu bisa berbuat lebih banyak. ASEAN "seakan tak bernyali" untuk menciptakan rasa aman dan damai.