Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama FEATURED

Pemilu Bauran pada 2024 Lebih Cocok untuk Indonesia!

14 September 2021   21:06 Diperbarui: 25 Maret 2022   08:01 942
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemenang Pilpres 2004 adalah Susilo Bambang Yudhoyono. Pemilu putaran pertama diselenggarakan pada tanggal 5 Juli 2004, dan diikuti oleh 5 pasangan calon.

Pilpres ini dilangsungkan dalam dua putaran, karena tidak ada pasangan calon yang berhasil mendapatkan suara lebih dari 50%.

Putaran kedua digunakan untuk memilih presiden yang diwarnai persaingan antara Yudhoyono dan Megawati yang akhirnya dimenangi oleh pasangan Yudhoyono-Jusuf Kalla.

Selain Pilpres, diselenggarakan Pemilu Legislatif 2004. Merupakan pemilu paling rumit dalam sejarah Indonesia karena penduduk Indonesia harus memilih wakil rakyat di DPR, DPD dan DPRD (Baca sumber: id.wikipedia.org).

Faktor tersebut menjadikan sistem pemilihan Indonesia unik jika dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia.

Pemilu ini juga dinyatakan sebagai pemilihan terpanjang dan paling rumit dalam sejarah demokrasi.

Bahkan sistem alokasi kursi DPR juga dianggap sebagai "yang paling rumit di dunia" oleh media.

Polemik Pemilu 2024

Di tengah hantaman pandemi Covid-19, silang pendapat pelaksanaan Pemilu 2024 begitu mengemuka. Menghias teras berita. Menjelma tarik ulur yang begitu memesona.

Hal wajar untuk mencari jalan tengah. Demi tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan bangsa.

Polemik mengerucut ke dua magnet. Saling tarik-menarik gagasan tentang Pemilu untuk "Tetap Laksanakan di Tahun 2024" dan "Mundurkan di Tahun 2027".

Tentu pendapat ini diikuti sempalan efek lainnya. Khususnya berkaitan dengan kedudukan presiden.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun