Mohon tunggu...
Arhief Er. Shaleh
Arhief Er. Shaleh Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Sepi dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Di Ujung Pedang dan Senapan

25 Agustus 2021   09:04 Diperbarui: 25 Agustus 2021   09:08 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak di Afghanistan. Sumber: Reuters/Stringer/cnnindonesia.com

Di ujung pedang dan senapan, kau buat rembulan tersungkur. Menandai lembah demi lembah dengan tetesan darah. Padahal semua tahu, bumi yang renta tak mampu lagi menadah nanah.

Kebisuan menghantui. Sekedar memanjatkan do'a, tak lebih. Dan seperti hikayat waktu. Beranjak pulang tanpa rasa iba. Kebebalan terkubur lagi di sana, serupa selatan dan utara.

Adalah perjuangan yang tertinggal. Menitipkan sisa-sisa usia yang sia-sia. Sebab pedang dan senapan telah siap siaga, menusuk malam dengan darah dan air mata. Dalam segala zaman.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun