Dalam klausul perjanjian kontrak kerja ditegaskan bahwa lembaga kursus "menyediakan 10 unit komputer layak pakai". Kenyataannya, hanya 2 unit yang layak pakai.
Kondisi ini jelas mempengaruhi proses pembelajaran. Menghambat tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan guru kesulitan mempraktikkan langsung transfer ilmu.
Atas dasar kepentingan anak didik dan pengembangan sekolah, penulis mengusulkan sebaiknya sekolah mengelola sendiri laboratorium meskipun harus memulai dari awal.
Pimpinan saat itu khawatir ada tuntutan dari pihak lembaga kursus. Penulis tegaskan, justru sekolah yang berhak menuntut karena lembaga kursus melanggar dan atau tidak memenuhi kewajiban menyediakan sarana yang layak sesuai isi perjanjian.
Di titik inilah pimpinan memberi tanggung jawab lebih kepada penulis sebagai pengelola laboratorium. Tanggung jawab rangkap di samping tugas utama sebagai guru Mata Pelajaran IPS.
Penulis katakana,"Siap". Demi independen sekolah dan keterlayanan anak didik dalam memahami serta menguasai TIK meskipun sebatas menguasai Ms. Office berbasis Windows. Belum ke hal teknik dan programmer.
Pengalaman organisasi di kampus banyak membantu penulis sebagai yunior di lembaga kerja. Berbekal 2 unit komputer yang dihibahkan oleh lembaga kursus, dalam waktu 3 tahun dapat tersedia 12 unit Pentium III layak pakai. Spek yang cukup handal di tahun 2000-an.
Kini, seluruh guru sudah mahir operasional komputer dan dunia internet. Laboratorium komputer terus mengalami peremajaan dan sudah ada tenaga khusus yang kapabel untuk mengelola dan melaksanakan pembelajaran TIK lebih bermakna.
Wasana Kata
Lembaga pendidikan memang membutuhkan pengembangan diri sesuai tuntutan zaman. Membekali anak didik untuk tidak buta ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai pula dengan zamannya.
Rangkap tugas memang dibutuhkan untuk mengatasi keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dalam organisasi. Khususnya mengikuti dinamika kemajuan iptek.
Hak untuk mengatur sistem kerja sepenuhnya ada pada pimpinan. Kapabilitas dan attitude seseorang tetap dibutuhkan sebagai titik penentu rangkap tugas.