Ada banyak tumpuan. Saat tembang-tembang kehidupan perlahan bersimpuh. Dan deretan do'a, begitu lirih terdengar di antara kering air mata.
Awan-awan hitam masih betah bergelantungan dan gentayangan. Sedangkan kicau parau gagak-gagak hitam, mulai gesit menyusup ke tengah palagan.
Dari lima tanah raya, perbandingan-perbandingan berkemandang. Fakta-fakta digelar tanpa papan. Sebab arus permulaan, berhadapan dengan batas-batas kebebalan.
Kemerdekaan, masih sebatas harapan. Dan pertempuran demi pertempuran, trengginas menebas ketakutan. Menebas kekalutan. Menebas keterkungkungan.
Tetapi, satu kepalan tangan...
Kembali, meruntuhkan harapan-harapan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI