Anak terkungkung dalam sistematika belajar yang lebih menitikberatkan pengetahuan. Alhasil, guru menciptakan suasana belajar sebatas ruang kelas dengan mata pelajaran terpaket dan tumpukan buku sebagai teori. Lebih tragis, keberhasilan output belajar anak masih "dikemas" dengan capaian hasil belajar lewat ujian yang sentralistik.
Andaipun capaian hasil belajar diserahkan ke satuan pendidikan, masih ada aturan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Aturan ini jelas "memeras" anak dan "membelenggu" guru untuk mengukur capaian hasil belajar secara faktual. Â Â Â Â Â Â
Bagaimana Seharusnya Hakikat Belajar di Sekolah?
"Membaca adalah Jendela Dunia" dan "Pengalaman Sebagai Pengetahuan yang Hidup" harusnya menjadi satu kesatuan yang utuh (holistik). Teori yang dituangkan dalam konsep "pengetahuan" di buku sepatutnya mampu dipraktikkan sebagai pembelajaran berbasis aktivitas siswa dalam lingkup lingkungannya.
Lingkungan belajar anak bukan hanya ruang kelas yang "mati". Tetapi mampu memanfaatkan kelas dan lingkungan sekolah menjadi pengetahuan yang hidup.
Di tingkat kelas rendah, anak belajar membaca dan berhitung memanfaatkan lingkungan sekolah dengan pola bermain dan menyusun kartu huruf dan angka (misalnya).Â
Tentu dibutuhkan kreativitas guru sebagai desainer pembelajaran agar dengan pola "Pembelajaran Lewat Permainan", anak memiliki pengalaman dan pengetahuan untuk lebih senang belajar membaca dan berhitung.
Bisa juga dalam berhitung memanfaatkan kantin sekolah. Lepaskan anak untuk membeli barang di kantin sesuai keinginan dan pilihan mereka.
Lalu mintalah tiap anak menghitung berapa jumlah barang yang dibeli, berapa uang yang harus dibayar, berapa jumlah uang kembalian, berapa sisa uang saku yang ada secara bergilir, sedangkan teman yang lain mengamati dan mendiskusikan hal-hal yang perlu lebih lanjut diketahui.
Dalam pelajaran biologi, anak diajak ke luar kelas. Sekolah wajib menyediakan lahan untuk berkebun. Ajari anak bagaimana cara menanam dan merawat tanaman yang baik.Â
Sesuaikan buku pelajaran dengan langkah-langkah pembelajaran berbasis aktivitas siswa. Gali pengalaman dan pengetahuan dari sudut pandang teori dan praktik secara ilmiah.