Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Perjalanan dan Ibukota

17 Juli 2021   20:50 Diperbarui: 17 Juli 2021   22:08 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: mollyroselee on pixabay.com

Perjalanan, menempatkan kematian untuk memulai kehidupan. Ada banyak lorong dan tikungan. Pun jua gelombang yang terkadang penuh lubang.

Empat tuntunan sebab kaki melangkahi kerumunan. Meniti kegundahan di antara kepak-kepak gagak di waktu siang. Dan malam, masih tersangkut lirik burung hantu pembawa keraguan.

Perjalanan menyapu kegundahan dan keraguan. Ada dua kehidupan dalam satu tujuan. Dan satu melepas sandaran, tersungkur di ambang batas kesanggupan.

Perjalanan berbalik arah. Membawa segudang tanda tanya. Dan di satu-satunya tempat harapan, akankah kehidupan dikembalikan?

Ibu kota, masih memainkan timbangan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun