Untuk kesekian kali, kita mempersiapkan pertunjukan dagelan. Menempatkan orang-orang benua biru di panggung istana yang mulai usang. Dan memberinya sesembahan.
Papan-papan masa lampau kembali ditegakkan. Di antara deretan kebimbangan dan kebingungan. Berusaha kuat, memuntir kepala di setengah lingkaran.
Saudara...
Ribuan burung kedasih, masih bertengger di ruang-ruang duka. Memunguti angka-angka kematian di detak jam tanpa tanda-tanda.
Saudara...
Ribuan dan bahkan jutaan tangan. Masih berupaya memanggil kepergian nyawa-nyawa yang mulai bosan.
Sedang kau? Tak henti-henti memutar kekerdilan akal pikiran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H