Contoh gangguan fisik misalnya saat guru sakit. Bagaimanapun juga akan mempengaruhi aktivitas proses pembelajaran. Keterbatasan kuantitas guru perlu disikapi secara bijak oleh pihak terkait manakala guru ada yang sakit.
Gangguan psikis berkaitan dengan mentalitas dan kejiwaan seorang guru. Bisa dibayangkan akibatnya jika guru sakit jiwa masih tetap melakukan aktivitas proses pembelajaran.
Gangguan fisik dan atau psikis tentu berpengaruh terhadap daya konsentrasi, menimbulkan inkonsistensi dan kerugian bagi pihak lain.
Bagaimana Sebaiknya Guru Menyikapi?
Lakukan Prinsip Teliti dan Koreksi. Pekerjaan guru bukanlah pekerjaan sembarangan. Merancang, menyusun, melaksanakan, dan melakukan tindak lanjut hasil pembelajaran membutuhkan ketelitian.
Ketelitian akan lebih valid hasilnya jika diimbangi dengan kegiatan koreksi dan rekoreksi secara cermat dan tepat terhadap hasil pekerjaan.
Lakukan Prinsip Kolaborasi. Siapa yang mau sakit? Manakala sakit dapat mengganggu aktivitas profesi guru, lakukan kolaborasi dengan teman sejawat yang mampu mendampingi dan atau menggantikan sementara tugas profesi guru.
Guru Kelas di SD mungkin lebih berat tugasnya, perlu saran dan konfirmasi dari teman sejawat guru dan meminta pertimbangan pihak pimpinan untuk dapat melakukan kolaborasi. Guru mata pelajaran di jenjang SMP dan menengah dapat melakukan kolaborasi antar guru mata pelajaran.
Belajar dan Terus Belajar. Zaman berjalan secara dinamis. Lompatan kecanggihan teknologi yang mengagumkan hendaknya sikapi guru dengan semangat belajar dan terus belajar.
Pahami dan kuasai bagaimana teknologi mampu merancang dan menyusun perangkat pembelajaran secara lebih efisien dan efektif. Kuasai pula fitur menampilkan dan menyembunyikan jawaban dan nilai hasil capaian belajar siswa, contoh pada fitur Google Form bisa sebagai rujukan. Â Â
Lakukan Rapat Koordinasi. Sekolah hendaknya melakukan rapat koordinasi tentang finalisasi hasil belajar siswa. Sampaikan prinsip-prinsip penilaian yang harus dipahami dan dikuasai guru.
Perlu ditegaskan pula bahwa prinsip penilaian harus obyektif, adil, dan terbuka. Hasil penilaian yang tidak valid, tidak kredibel, dan bersifat subyektif merugikan semua pihak terutama pihak siswa. Jangan sampai siswa mengalami distres internal gara-gara guru salah menulis hasil capaian belajar di Raport.