"Tidak, Gha. Semenjak istriku meninggal karena Covid 4 bulan lalu"
***
Agha dan istrinya terdiam cukup lama. Berdo'a dalam hati untuk almarhumah istri Pak Sumirat.
"Bapak sekarang tinggal di mana?"
"Di sini"
Singkat pak Sumirat menjawab tanya Agha. Segera Agha menoleh pada istrinya, seakan ada yang disampaikan walau secara batin. Istri Agha mengangguk sopan.
"Maaf. Di rumah masih ada kamar kosong. Kalau Pak Sumirat mau, bisa ditempati"
Pak Sumirat hanya tersenyum. Dipandangnya dengan tatapan teduh Agha dan istrinya.
"Terima kasih untuk kebaikan kalian. Sisa hidupku hanya untuk ibadah. Mau Salat Maghrib? Silahkan, mumpung masih ada waktu"
Agha dan istrinya mengangguk pelan dan terdiam. Seakan tidak ada lagi kata-kata yang mampu diucapkan. Agha sangat paham dengan karakter Pak Sumirat, Sang Penjual Bakpao.
*Nemor= Sebutan orang Probolinggo saat angin datang dari arah timur ke barat. Penanda musim kemarau.
   Â
 Â
   Â
 Â