Hari raya Idul Fitri adalah hari istimewa bagi umat Islam. Lekat dengan tradisi pernak-pernik kehidupan untuk merayakannya.
Memborong baju baru, mengecat rumah, mengganti atau menambah furniture, hingga memborong kue dan minuman khas lebaran merupakan tradisi merayakan hari nan fitri.
Apakah salah? Jelas tidak. Bagi umat Islam, Idul Fitri bukan saja dimaknai lahir kembali setelah berpuasa dan beribadah selama bulan Ramadan.
Makna Idul Fitri juga bagaimana berpenampilan baru termasuk berpakaian, tampilan rumah baru, hingga menghormati tamu dengan aneka makanan dan minuman khas lebaran.
Hari raya lekat dengan tradisi memborong aneka kebutuhan lebaran. Berapapun biaya yang dibutuhkan akan mereka keluarkan. Bahkan biaya menyambut dan merayakan lebaran ini sudah jauh disiapkan berupa tabungan khusus.
Apa saja 4 Tradisi yang masih diborong oleh umat Islam? Berikut di antaranya:
Memborong Baju Baru.
Pertengahan bulan Ramadan jalanan mulai padat merayap dengan kendaraan bermotor. Ngabuburit bukan sekedar diisi dengan acara santai menunggu datangnya waktu berbuka puasa.
Menjelang sore pasar, pertokoan, hingga swalayan mulai ramai pembeli. Mereka berburu pakaian baru untuk persiapan menyambut hari raya.
Baju muslim dan pakaian baru keseharian laris manis terjual. Inilah waktu panen raya bagi para pedagang pakaian. Senyum mereka mengembang menyambut pembeli dan menangguk rejeki.
Hari pertama dan kedua lebaran terlihat semua memakai baju baru. Mungkinkah simbolisme memulai hidup baru? Bisa jadi. Asalkan bukan nambah istri baru dan atau suami baru, hehehe...
![Suasana beda dengan cat baru. Sumber: Screenshot/lingkarwarna.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/05/07/screenshot-lingkarwarna-com-6094e2a78ede48435f4c9f82.png?t=o&v=770)
Memborong Cat Tembok dan Wallpaper.
Pandemi memang memberikan warna berbeda menyambut dan merayakan Idul Fitri, tetapi tidak ada halangan untuk tetap anjangsana sanak saudara, tetangga, dan kenalan lainnya.
Suasana halal-bihalal yang semarak saat Idul Fitri, terlihat seperti hari biasa saja, tetapi tradisi tidak pernah luntur. Menyambut tamu dengan suasana tampilan rumah cat baru jelas lebih menyenangkan dan menambah akrab suasana.
Rumah yang semula tampak kumuh kembali semarak dengan warna-warni cat baru. Biaya jutaan bahkan puluhan juta sebanding dengan tampilan rumah yang kembali indah dan terawat.
Pengguanaan wallpaper juga mulai merambah berbagai kalangan. Kemudahan belanja online dan offline memberikan banyak pilihan motif dan warna.
Dinding-dinding ruang dalam rumah tampak lebih atraktif dengan kombinasi cat baru dan pemasangan wallpaper. Apalagi wallpaper 3D memberikan nuansa lebih natural dan dekoratif tampilan interior.
![Furniture sudut baca lebih fungsional. Sumber: Screenshot/David Boyle Architect @Houzz.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/05/07/sumber-david-boyle-architect-chouzz-com-6094e28dd541df12f039cc12.png?t=o&v=770)
Memborong Furniture.
Barang yang satu ini kadang diselipkan untuk menyemarakkan datangnya Idul Fitri. Bermacam model perabot rumah tangga mulai diborong pembeli.
Di jalanan lebih sering dijumpai toko mebel mengantar aneka bentuk kursi, lemari, rak buku dan lainnya ke rumah pembeli. Kesemuanya difungsikan untuk menggantikan dan menambah perabot dalam rumah.
Kehadiran furniture baru di rumah jelas memberikan efek tampilan yang beda. Sudut-sudut ruang lebih tertata dan fungsional. Jangan lupa selipkan sudut baca untuk dapat lebih menghadirkan suasana belajar dan bekerja dari rumah tetap menyenangkan.
![Aneka kue lebaran. Sumber: Screenshot/bonlie-cookies.co.id](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/05/07/screenshotbonlie-cookies-co-id-6094e322d541df29cf6d8cc4.png?t=o&v=770)
Memborong Kue dan Minuman Khas Lebaran.
Zaman berkelindan. Dahulu, seminggu menjelang lebaran aroma semerbak nikmat kue menguar di antara rumah-rumah penduduk. Tradisi membuat kue lebaran begitu kental di masyarakat.
Kini, semua serba praktis dan siap saji. Aneka kue dan minuman khas lebaran terpajang menggiurkan di gerai toko, swalayan, hingga pinggiran jalan.
Kehadiran kue dan minuman khas lebaran wajib ada di meja tamu. Bisa dibayangkan suasana lebaran dengan adanya tamu tanpa hidangan kue dan minuman khas lebaran? Ampun, pelit amat pasti terstempel pada tuan rumah. Yaa apa nggak?... ya iyalahhh...
Tradisi yang Masih Dirindukan
Suasana boleh beda. Hakikat memaknai Idul Fitri "Kembali Sucikan Hati" harus tetap dipertahankan dan ditingkatkan.
Tradisi memborong baju baru, mengecat rumah, mengganti dan atau menambah furniture, dan menyediakan kue serta minuman khas lebaran tetap dirindukan.
Semoga pandemi cepat berlalu dan hilang dari muka bumi. Kehidupan kembali normal tanpa harus 3M (Memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun) dan 1TJ (Tidak jabat tangan).
Kehidupan yang normal nantinya adalah harapan bersama dapat merayakan lebaran lebih semarak. Menghidupkan tradisi kegembiraan, kebersamaan, dan rasa kekeluargaan dalam suasana semarak dan bersahaja. Semoga.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI