Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Surat Al-Alaq Ayat 1-5, Pijakan Literasi Universal

28 April 2021   16:23 Diperbarui: 28 April 2021   17:24 2258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ramadan adalah bulan yang paling dirindukan umat Islam. Bulan yang terdapat peristiwa penting Nuzulul Qur'an dan waktu menyambut keberkahan Lailatul Qadar. 

Keberkahan dan ampunan dari Allah SWT. begitu dirindukan dan diharapkan oleh umat Islam di seluruh dunia. Bulan Ramadan banyak dilalui dengan amal ibadah salat, membaca Al-Qur'an, dan saling berbagi kebaikan lainnya.  

Al-Qur'an adalah mukjizat terbesar Nabi Muhammad. Dijamin dan dijaga kemurniannya oleh Allah SWT. Dalam surat Al Hijr ayat 9, Allah berfirman:

al-hijr-608925b68ede484fc95ef3e2.png
al-hijr-608925b68ede484fc95ef3e2.png

Artinya: Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Alquran, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya.   

Allah akan menjaga Al Quran dan salah satu caranya adalah melalui para Qurra', dan hati para Qurra' adalah tempat simpanan kitabullah.  

Dinukil dari attaubah-institute.com, istilah qurra` berasal dari qari` yang arti asalnya pembaca atau penghafal al-Qur`an. Makna sejatinya yang lebih luas bukan sekedar membaca dan menghafal, melainkan juga mempelajari ilmu-ilmunya sampai mampu mengajarkannya.

Pada zaman Rasulullah, para Qurra adalah orang-orang yang rutin menghafal dan mengkaji al-Qur`an pada setiap malamnya.

Peristiwa Nuzulul Qur'an

Tiap tanggal 17 Ramadan, umat Islam memperingati sebagai "Nuzulul Qur'an". Pada tanggal ini pertama kali turunnya kitab suci Al-Qur'an, yakni surat Al-Alaq ayat 1-5 melalui perantaraan malaikat Jibril.

Peristiwa turunnya ayat suci Al-Qur'an di malam Nuzulul Qur'an sekaligus menandai untuk pertama kalinya Nabi Muhammad menerima wahyu dari Allah.

Al Quran tidak diturunkan sekaligus (jumlah wahidah). Namun, diturunkan secara berangsur-angsur (munajjaman).

Hikmah diturunkannya Al Quran secara berangsur-angsur adalah untuk mengukuhkan dan meneguhkan hati Nabi Muhammad SAW agar Al-Qur'an mudah dihafal.

Al-Qur'an secara berangsur-angsur agar mudah dipahami oleh kaum muslimin. Lebih akurat daripada sekaligus. Juga menegaskan kemukjizatan Al Quran.

Turunnya wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad terjadi di gua Hira. Tepatnya pada tanggal 17 Ramadan, 13 tahun sebelum Hijriyah. Saat Rasulullah merasakan kekhawatiran atas keruntuhan moral di Makkah.

Rasulullah berdo'a dan terus berdo'a. Memohon kepada Allah agar diberikan pencerahan diri dan kaumnya. Hingga pada suatu malam di bulan Ramadhan, tahun 610 M, di sudut gua Hira, beliau dikejutkan turunnya wahyu pertama dari Allah.

Surat Al-Alaq Ayat 1-5, Perintah Allah sebagai Pijakan Literasi Universal

Menyambut datangnya bulan Ramadan dan memperingati Nuzulul Qur'an, pasti akan selalu ingat wahyu pertama yang diturunkan oleh Allah SWT. kepada Nabi Muhammad melalui perantaraan Malaikat Jibril.

Mengingat kembali peristiwa turunnya Surat Al-Alaq ayat 1-5 yang disebut dengan Nuzulul Quran. Begini bunyi surat Al-Alaq ayat 1-5.

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,

Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,

Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Perintah Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dalam wahyunya yang pertama mengenai Iqra (bacalah) sungguh mengherankan. Padahal yang diperintah adalah seseorang yang tidak pandai membaca dan menulis.

Namun demikian keheranan itu segera sirna. Umat Islam menyadari bahwa membaca adalah tangga pertama menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.

Perintah pertama "Bacalah demi karena Tuhanmu," tidak menyebut objek bacaan. Melainkan motivasi untuk tujuan membaca, yakni Bismi Rabbika (demi karena Tuhanmu).

Kata Iqra juga dapat digunakan pula untuk objek apapun. Wahyu pertama ini menunjukkan untuk menuntut manusia membaca apa saja asalkan diniatkan hanya karena Allah. Mempelajari dan memahami apa yang diperintahkan dan dilarang oleh Allah SWT. secara universal.

Membaca apa yang tertulis maupun yang terhampar. Bahkan yang buruk pun boleh dibaca selama motivasinya adalah Bismi Rabbika. Tentu kesemuanya ditujukan untuk keseimbangan alam ciptaan-Nya agar makhluk-Nya dapat hidup bahagia baik di dunia maupun di akherat kelak.

Melalui pesan Iqra, Allah memerintahkan manusia untuk membaca, meneliti, mencermati, dan melakukan proses mengenali diri, hidup, dan Rabb-nya. Membaca, memahami, dan menghayati makna mikrokosmos dan makrokosmos untuk kebaikan dan keselarasan hidup bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun