Apa yang terlihat pada guru sangat dimungkinkan dialami oleh pegawai dan pekerja lainnya. Hanya golongan menengah ke atas yang mempunyai penghasilan besar tidak seberapa terbebani kebutuhan anggaran dalam bulan Ramadan.
Bermacam bonus dan tuntutan banyaknya kebutuhan di bulan Ramadan membutuhkan keterbukaan dalam hal anggaran rumah tangga. Minimal anggaran berimbang antara pendapatan dengan pengeluaran dapat diwujudkan.
Sampaikan semua pendapatan dan rancang perkiraan anggaran bersama anggota keluarga. Jangan ada yang ditutupi dan terima masukan yang positip demi kebaikan bersama dalam hidup berumah tangga.
Pertimbangkan Balance Budget dan Dana Cadangan
Banyak pegawai dan atau pekerja yang berpenghasilan di kisaran 3-5 juta rupiah/bulan. Penghasilan yang berkutat pada kata "hanya cukup" untuk makan dan membayar segala bentuk cicilan serta kebutuhan lainnya dalam satu bulan.
Bonus THR di bulan Ramadan harus betul-betul mereka kelola untuk kebutuhan menyambut Hari Raya Idhul Fitri. Apalagi dengan mempertimbangkan kebutuhan bagi keluarga besar.
Keluarga besar yang dimaksud di samping keluarga inti juga memikirkan tradisi "bagi-bagi rezeki" kepada pihak keluarga yang lain. Tentu tidak lepas dari bagaimana menyiapkan "amplop" bagi orang tua, mertua, serta kerabat lainnya.
Sebagai pijakan tradisi bagi-bagi rezeki, bagaimanapun tetap harus mempertimbangkan anggaran berimbang. Antara bonus tambahan masukan penghasilan harus seimbang dengan pengeluaran.
Dana cadangan untuk keperluan kebutuhan sekolah dan lainnya harus disiapkan. Jangan sampai terjadi "besar pasak daripada tiang" karena menyepelekan pengeluaran tak terduga. Sisihkan minimal 30% bonus penghasilan untuk dana cadangan yang sewaktu-waktu dibutuhkan.
Semoga bermanfaat dan bersiap menyambut datangnya Hari Raya Idhul Fitri 1442 H.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H