Sebungkus bangkai mengembang di pikiran. Meniti jalan dan ke arah barat berhimpun berjejalan. Menemukan dua titik samar. Dalam bidikan mata malaikat-malaikat, Â menghitam.
Sebungkus bangkai terkubur ditidurkan. Ada manusia memanggil sang surya dan mempertemukan dengan sang rembulan. Mencipta sempurna purnama di setapak jalan.
Sebungkus bangkai merapal mantra. Asapnya mengepul mendekati tepian jembatan, masih di barat sana. Ada kelebat titik samar, menyingkur dan memindahkan kata demi kata dari selatan ke utara.
Sebungkus bangkai di awal Ramadan menemukan fakta. Masih ada manusia membalik siang menjadi malam durjana.
Probolinggo, 17 April 2021
Puisi Oleh: Arif R. Saleh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H