Semula. Tanah basah. Rintik gerimis masih terdengar menyapa. Bunga-bunga bermekaran. Seperti yang kau inginkan. Semua baik-baik saja. Indah menyambut pagi. Dan senyummu, lebih indah dari semua yang ada.
Semula. Burung-burung prenjak bernyanyi di dahan-dahan dan ranting-ranting pepohonan. Menyapa dan menyemangati kehidupan. Sementara sepasang kutilang, diam di sarang tak lagi bersuara. Mata kutilang, hanya memandang jalan kematian.
Sepasang kutilang, masih memandang. Sedang detak waktu semakin cepat berputar. Menanda, perjalanan dalam gelombang pasang lautan. Menghempaskan asa. Meluluhlantakkan benteng-benteng keteguhan.
Dalam hening senja. Semua biasa-biasa saja, tetapi tidak dalam getaran rasa. Bunga-bunga layu dan daun-daun berguguran adalah tanda. Dan senyummu, menjelma sandiwara. Tak lagi indah dari semua yang ada.
Probolinggo, 07 April 2021 Â Â
Puisi Oleh: Arif R. Saleh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H